Jakarta,Indotimes.co.id  – Dalam menjawab tantangan kebutuhan energi untuk masa depan yang berkelanjutan, Purnomo Yusgiantoro Center kembali mengadakan “PYC International Energy Conference 2021”. Acara ini diselenggarakan dua tahun sekali, dan untuk tahun ini konferensi mengangkat tema besar “The Enhancement of Energy Security for a Sustainable Future”.

Acara ini berlangsung secara daring sejak tanggal 6 Oktober 2021 hingga 7 Oktober 2021. Konferensi  dibuka pada hari Rabu, 6 Oktober 2021, dan diawali dengan kata sambutan Ketua PYC, Filda C. Yusgiantoro serta opening remark dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga

Dalam sambutannya, Filda menyebutkan pentingnya memandang isu energi dari berbagai perspektif, seperti kebijakan, ekonomi, lingkungan, dan teknologi. Oleh karena itu, konferensi ini diadakan dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi para pakar untuk bertemu dan berbagi sudut pandang tentang cara meningkatkan ketahanan energi untuk mencapai masa depan berkelanjutan.

“Setiap ilmu, gagasan, maupun pendapat yang dibagi dalam acara ini akan menjadi kunci untuk menemukan solusi bagi ketahanan energi di Indonesia,” tegasnya.

Setelah itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia sudah merajut mimpi bersama-sama dengan negara lain dalam memenuhi target Net-Zero Emission pada tahun 2060. Lebih lanjut, ia juga mengatakan ekonomi karbon dapat dirasakan dampak dan manfaatnya apabila sudah ada mekanisme perdagangan karbon, yang sudah disiapkan mulai saat ini sampai 5 tahun ke depan.

“Saat ini DPR tengah membahas RUU Kebijakan Umum Perpajakan yang akan segera ditetapkan pada tahun 2022 yang di dalamnya akan memuat keputusan terkait pajak karbon. Rencananya, pajak karbon akan ditetapkan mulai tahun 2022 hingga 2024 dengan menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selanjutnya, pada tahun 2025, akan dicoba penerapan pajak karbon dalam skala nasional,” katanya.

Dalam pelaksanaannya, ia berharap pemerintah mengharapkan dukungan dari berbagai kalangan seperti sektor swasta, akademisi, dan wadah pemikir, seperti PYC.

Pada hari pertama penyelenggaraan “PYC International Energy Conference” mengadakan Strategic Talk dengan mengangkat tema “Energy Transition in Indonesia-Quo Vadis?”. Pembicara pada sesi Strategic Talk adalah Arifin Tasrif (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia), Bambang Brodjonegoro (mantan Menteri Riset dan Teknologi Indonesia, 2019-2021), dan Daniel Yergin (Vice Chairman IHS Markit). Sesi ini dimoderatori oleh Suryo Pratomo (Duta Besar Indonesia untuk Singapura).

Dalam sesi tersebut, Arifin Tasrif memaparkan bahwa perencanaan sektor energi di Indonesia masih on track dengan tetap berkomitmen untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan Net-Zero Emission. Arifin Tasrif juga menegaskan pentingnya sinergi antar kementerian untuk mewujudkan tujuan tersebut. Di sisi lain, Bambang Brodjonegoro sepakat dengan pernyataan Arifin Tasrif, namun menekankan pentingnya sebuah langkah konkrit sebagai langkah besar mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, Daniel Yergin menimpali bahwa perlu berhati-hati dalam melakukan perencanaan energi. Penting untuk menyadari transisi energi dapat terwujudkan apabila Indonesia dapat mewujudkan ketahanan energi (energy security) sehingga terhindar dari resiko kelangkaan (scarcity).

Selanjutnya, Sesi Plenary menampilkan Ego Syahrial (Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM), Emma Rachmawati (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Priyantha Wijayatunga (Asian Development Bank), dan Sir Philip Lowe (World Energy Council), dengan Artauli R.M.P. Tobing (ASEAN-IPR) sebagai moderator.

Dalam sesi plenary, Ego memaparkan bahwa semenjak COVID-19 terjadi pada tahun 2020, permintaan energi menurun hingga -11% yang berarti ada kelebihan pasokan energi. Pandemi COVID-19 juga menyebabkan penurunan tajam dalam investasi di sektor energi nasional. Di sisi lain, kondisi tersebut tidak menghambat komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target net-zero emission melalui peningkatan bauran EBT, mengurangi penggunaan energi fosil, penggunaan mobil listrik, meningkatkan konsumsi listrik di kawasan industri dan perumahan, serta mendorong CCUS.

Terkait dengan sektor lingkungan, Emma memaparkan bahwa terjadi peningkatan emisi karbon di udara sebagai imbas perbaikan aktivitas ekonomi pasca PPKM. Hal ini tergambar dari meningkatnya aktivitas transportasi, industri dan pariwisata. Di sisi lain, Priyantha menegaskan bahwa ADB berkomitmen kuat dalam mendukung negara berkembang untuk mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan dan membangun sistem kemandirian energi yang selaras dengan Paris Agreement.

Di sesi terakhir, Philip menggambarkan bahwa dalam mewujudkan Energy Trilemma Index, sebuah negara perlu mempertimbakan dimensi aspek ketahanan energi (energy security), kepemilikan energi (energy equity), serta aspek lingkungan (sustainable environment). Untuk itu, peran pemerintah sangatlah krusial agar semua dimensi dapat tercapai dengan maksimal.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan hasil kompetisi yaitu Energy Awards. Pemenangnya adalah:
1. Beli Jelantah
2. PT Sumba Solusi Alam

Berikutnya adalah pengumuman kompetisi pra-acara PYC International Energy Conference, yaitu kompetisi fotografi, essay, paper, dan infografis.

Berikut adalah pememang lomba infografis:
1. Juara 1: Self Powered Building
Angela Nadia Cahya Novita, Nadia Mahardika Rafif, Yolanda Lisu Sumbung
2. Juara 2: Photovoltaics: Utilizing Solar Power in Daily Life
Margareth, Ivana
3. Juara 3: Sustainable and Resilient Waste-to-Energy by Self-sufficient Anaerobic Digestion
Nguyen Quynh Anh
4. Juara Favorit: Self-Powered Building
Angela Nadia Cahya Novita, Nadia Mahardika Rafif, Yolanda Lisu Sumbung

Berikut adalah pemenang lomba fotografi:
1. Juara 1: Electrical Grid Security
Kiagus Muhammad Arsyad
2. Juara 2: Bertani Hidroponik dengan Lampu Utraviolet Panel Surya
Eliezer Cristiawan Dua Lembang
3. Juara 3: Human Interaction with Electrical Energy
I Made Bagus Pradipa Nala Permana
4. Juara Favorit: Electrical Grid Security
Kiagus Muhammad Arsyad

Berikut adalah pemenang lomba paper:
1. Juara 1: Integrated Wastewater and Waste Heat Recovery System in Coal-Fired Power Plants Using Reverse Osmosis to Produce Clean Water and Increase Thermal Efficiency, Vincentius Adven Brilian, Sasa Aulia, Farah Octaviani, Thariq Arian Khalfani
2. Juara 2: The potential contribution of projected ASEAN Power Grid to emission reduction
Ibnu Budiman, Akbar Swandaru, Beni Suryadi
3. Juara 3: The Impact of Growing Electric Vehicle and Battery Production to Nickel Supply Chain in Indonesia Using System Dynamics Approach
Putu Indy Gardian, Ardhi Rasy Wardhana, Rio Pramudita

Berikut adalah pemenang lomba essay:
1. Why Multi-Approach Policy Interventions Matter to Accelerate Indonesia’s Energy Transition?
Faiz Rafiza Ahmadani
2. Geothermal as An Alternative Path Toward Energy and  Lithium Sovereignty
Fauzi Yusupandi
3.Unpacking energy management system implementation in building sector’s Robi Kurniawan.