JAKARTA, Indotimes.co.id –  Siapa sangka dibalik pemampilan apik sempurnanya wanita cantik memperagakan jurus tangan kosong selatan (Nan Quan) pada Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri II/2021 yang digelar secara virtual, dia memiliki profesi seorang dokter.

Namanya dr Dessy Indri Astuti. Jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ini berdinas di salah satu rumah sakit di Medan.

Di tengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai dokter, Dessy panggilan akrab Dessy Indri Astuti mengaku tidak terganggu dengan statusnya sebagai atlet. Dia tetap menjalankan latihan persiapan menuju PON Papua 2021 secara rutin.

“Tidak ada masalah menjalankan profesi sebagai dokter dan juga atlet. Biasanya, saya menjalankan program latihan itu sore hari setelah habis dinas di rumah sakit,” kata Dessy yang dihubungi, Kamis (24/6).

Ternyata keuletannya dalam menjalankan program latihan berbuah hasil. Pada Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri II/2021 yang digelar secara virtual, Dessy yang memperkuat Tim Wushu Sumatera Utara terlihat begitu sempurna memperagakan jurus tangan kosong selatan (Nan Quan) secara sempurna.
Dengan mengantongi 9,50 poin, Dessy meraih emas mengalahkan Joceline Candra Kanti Tara dari Yogyakarta yang harus puas dengan medali perak dengan 9,47 poin dan Fayla Maharani Ningtyas dari dengan 9,46 poin mendapat perunggu.

Baca Juga:  KOI Apresiasi Perjuangan Atlet untuk Lolos ke Olimpiade Paris 2024

“Alhamdulillah, dengan persiapan seadanya saya mampu meraih medali emas Nan Quan. Kunci keberhasilan itu dimulai dari niat, kerja keras dan doa,” ungkap pengidola bintang wushu, Huang Jian Gang.

Ketika ditanyakan soal target di PON Papua 2021? Dessy tidak mau menjanjikan muluk-muluk. Padahal, karirnya di wushu cukup bagus.

Dessy pernah tercatat sebagai peraih medali emas di Kejuaraan Dunia Wushu 2011 dan telah empat tampil pada pesta akbar olahraga empat tahunan nasional tersebut. Di PON Kalimantan 2008, Dessy meraih medali emas.  Kemudian, medali perunggu PON Riau 2012 dan perak pada PON 2016. Dia hanya menjawab, “Perform terbaik dan masuk dalam 3 besar.”
Di tengah hampir semua kegiatan olahraga terganggu. Begitu juga program persiapan atlet menuju PON Papua 2021. Lantas apa yang dilakukannya untuk menghindari pandemi Cpvid-19?

Baca Juga:  Masa Depan E-Sport Jadi Simposium Haornas 2019 Banjarmasin

“Tetap menjalankan protokol . Diri kita sndiri yang paham mengenai kondisi fisik kita. Jika merasa kurang fit, biasanya saya ijin utk tidak latihan dulu dan saya langsung istirahat di rumah, minum obat dan vitamin,” ungkapnya.

Dessy mengaku mengenal olahraga wushu sejak masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Dia menjalani latihan di Sasana Wushu Kusuma Indonesia tempat dilahirkannya juara dunia Lindswel Kwok.

“Wushu olahraga beladiri dari China yang gerakan-gerakannya unik. Terus dulu pas pertama kali latian wushu itu masih sangat jarang diketahui masyarakat kota Medan. Jadi, ya keliatan keren aja gitu pas ikut wushu,” imbuhnya pula.

BIO Data

Nama. : dr Dessy Indri Astuti
Panggilan : Dessy
Lahir. : 8 Desember 1990
Pendidikan : S-1 Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU)
Sasana. : Yayasan Kusuma Wushu Indonesia.
Pelatih. : Sandry Liong
Prestasi. :
– Emas Sirkuit Nasional Wushu Taolu Seri II/2021
–  Perak PON Jawa Barat  2016
–  Perunggu PON Riau 2012
– Emas World Wushu Championship 2011
– Perak SEA Games -Palembang 2011
–  Emas PON Kalimantan T

Baca Juga:  Perebutan Sabuk Interim Kelas Featherweight,  Pertarungan  Seru di OnePride FN 50