JAKARTA, Indotimes.co.id – Kontingen Indonesia meraih medali pertama di 2020, melalui lifter Windy Cantika Aisah, yang menyumbangkan medali perunggu dari cabang angkat besi kelas 49 kg putri, yang berlangsung di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7) siang.

Windy mengumpulkan total angkatan 194 kg, terdiri dari snatch di 84 kg clean and jerk di 110 kg. Emas kelas diraih lifter China, Hou Zhihui dengan total angkatan 210 kg. Hou juga memecahkan rekor dunia di angkatan snatch dengan 94 kg dan clean and jerk 116 kg. Sedang medali perak diraih lifter , Mirabai Chanu Saikhon dengan total angkatan 202 lewat snatch 87 kg dan clean and jerk 115.

Windy sempat kesulitan pada angkatan snatch. Ia langsung mencoba angkatan 84 kg di percobaann pertama, tapi gagal. Windy kemudian mencoba untuk kedua dan berhasil. Dalam kesempatan ketiga, beban angkatan dinaikkan menjadi 87. Namun, Windy tak bisa mengangkat dengan sempurna. Alhasil Windy menempati posisi empat di angkatan snatch.

Namun Windy membalas di cleand and jerk. Tiga angkatannya berhasil dilahap mulus, masing-masing 103 kg, 108 kg, dan 110 kg. Hanya enam dari delapan lifter yang mampu menyelesaikan angkatan cleand and jerk dan Windy menempati posisi tiga. Ia pun berhak mendapatkan perunggu karena menempati posisi tiga dalam angkatan total setelah Hou dan Chanu.

Dalam keterangan pers secara virtual yang digelar Kontingen Indonesia dari Tokto, Sabtu (24/7) petang, Windy mengatakan merasa bangga dan senang dapat mempersembahkan medali pertama bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

“Alhamdulilah senang sekali bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia. Rasanya nervous karena angkatan dengan rival lainnya hanya beda tipis,” kata Cantika seusai pertandingan.

Windy mengaku tidak menyangka akan di Olimpiade kali ini, apalagi ini ajang Olimpiade pertama baginya. Gadis asal ini juga bangga, mampu mempertahankan tradisi medali di Olimpiade dari lifter putri Indonesia yang terjaga selama 20 tahun hingga kini.

Bagi Windy capaian prestasi di Olimipade ini, merupakan buah kerja keras dirinya berlatih selama ini di Pelatnas. Disiplin keras yang dijalankan di Pelatnas selam ini membuahkan hasil, bahkan dirinya mengakui selama berlatih handphone miliknya harus ditahan pelatih, agar konsentrasinya tidak terganggu. “kita baru bisa pakai handphone pada saat hari liburlatihan saja,” ungkap Windy.

Menurut Windy upaya dirinya mendapatkan medali di Olompiade Tokyo, juga banyak cobaan, termasuk sempat alami cedera pinggang dalam persiapan jelang Olmpiade.Bahkan Windy sempat tertimpa barbell saat berlatih, namun beruntung kejadian itu tidak menimbulakn cedera parah pada dirinya, dan tidak mengganggu latihan di Pelatnas.

Sebelum tampil di Olimpiade Tokyo 2020, Windy mampu menorehkan prestasi yang membanggakan dimana dia menorehkan prestasi gemilang setelah meraih gelar juara dunia kelas 49 Kg putri pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan, pada 23 Mei 2021 lalu.

Windy sendiri lolos dan berhak tampil di Olimpiade Tokyo 2020, setelah menyabet medali perunggu pada Kejuaraan Angkat Besi Senior Asia 2021, yang juga digelar di Tashkent, Uzbekistan, pada 18 April 2021 atau sebulan sebelum kejuaraan dunia junior berlangsung di tempat yang sama.

Pada kejuaran angkat besi senior Asia 2021 tersebut, Cindy harus mengakui keunggulan lifter senior asal China, Hou Zhihui yang meraih medali emas, sedang perak oleh lifter China lainya, Jiang Huihua.

Lifter Hou Zhihui juga lah yang mengalahkan Cindy di kelas 49 kg putri Olimpiade Tokyo ini, dimana Hou Zhihui meraih medali emas. Sementara medali perak kali ini diraih lifter India, Mirabai Chanu Saikhon.