Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus memberikan sambutan pada webinar focus disscusion group bertajuk: Arah Baru Industri Migas : Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri di Jakarta, Rabu (22/09).

JAKARTA, Indotimes.co.id –  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan Indonesia banyak memiliki cadangan gas terbukti yang belum dikembangkan atau stranded gas dan membutuhkan teknologi baru untuk memasarkannya secara komersial.

Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, stranded gas di dapat dari 4 plan of development (POD) Gas yakni South Sebuku, Wasambo, Jambu Aye Utara, Asap Kido dan Merah.

“Stranded gas ini perlu teknologi baru,” kata Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dalam sambutan pada webinar focus disscusion group bertajuk: Arah Baru Industri Migas : Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri di Jakarta, Rabu (22/09).

Pengembangan stranded gas tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan energi yang kian besar. Menurut Taslim, kebutuhan energi yang cukup besar saat ini ada di smelter tambang, dimana LNG bisa menjadi salah satu sumber energi bagi smelter tersebut.

“Kita melihat saat ini kapal-kapal LNG kita belum bisa mensupply yang dalam skala kecil. Ini juga merupakan tantangan ke depan,” ujar Taslim.

Dia menambahkan, untuk bisa mensupply LNG kepada smelter di Sulawesi, Maluku dan juga yang terdapat di Papua harus bisa menggunakan kapal-kapal kecil.

Seperti diketahui, sebelumnya Taslim juga mengemukan potensi gas sebesar 12 TCF yang akan diproduksikan, membutuhkan terobosan-terobosan baru untuk memakai gas yang cukup besar.

Pihaknya hingga saat ini belum bisa menemukan short cut atau quick win dalam waktu dekat. “Ini merupakan tantangan orang untuk berinvestasi di Indonesia.Kalau dia melihat cekungan itu lebih banyak untuk gas,nanti kalau saya temukan gas,kira-kira kemana saya menjual gasnya,” ungkap Taslim.