JAKARTA, Indotimes.co.id – Setelah melalui proses yang alot dan sengit, Wamenkumham, Edward Omar Sharif Hiariej akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum ( Ketum) Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) periode 2022-2026, pada Musyawarah Nasional (Munas) Pelti yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (20/11) malam.

Pria yang akrab disapa Prof. Eddy, menjadi Ketum baru induk olahraga tenis di tanah air, setelah mengalahkan petahana Rildo Ananda Anwar melalui voting dengan skor yang sangat ketat, yakni 17-16 dari total 33 pemegang hak suara termasuk Pengurus Pusat.

Kemenangan ini tidak membuat pria yang gemar bermain tenis sejak duduk dibangku kuliah itu menjadi jumawa. Kemenangan ini dianggapnya sebagai sebuah amanah dari mayoritas masyarakat tenis Indonesia melalui para pemegang hak suara dalam sebuah musyawarah nasional.

“Saya kira ini suatu amanah dan kami harus melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ucapnya kepada awak media seusai terpilih.

Menurut , Prof. Eddy dalam menjalankan kepengurusan PP Pelti yang dipimpinnya nanti, dia akan melibatkan para pengurus daerah (Pengprov), sekaligus mendorong peran aktif para pengurus daerah tersebut.

“Apapun yang nanti akan saya kerjakan pasti akan meminta persetujuan dari para pengurus daerah, karena Pengurus Pusat tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya partisipasi aktif dari para pengurus daerah,” tuturnya.

“Saya kira dalam melaksanakan visi dan misi yang tadi saya sampaikan sebagai pengantar sebelum pemilihan, hanya bisa terlaksana dengan adanya kerjasama antara pengurus pusat dan pengurus daerah,” tambahnya.

Tak mau terlena dalam eforia kemenangan, Prof. Eddy yang juga Wakil Menteri Hukum dan Hal Asasi Manusia (Wamenkumham)ini akan langsung menggelar pertemuan guna membentuk kabinet kerjanya.

“Paling lambat pekan depan saya akan mengundang formatur untuk membentuk kabinet dalam 30 hari kedepan. Kita akan langsung menyusun program kerja dan Raker kita harapkan pada bulan Januari 2023 untuk, sehingga kita bisa menentukan kejuaraan atau berbagai aktivitas apa yang akan segera kita lakukan,” katanya pula.

Dengan berakhirnya Munas ini, Prof. Eddy pun mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi siapa pendukung dirinya dan siapa pendukung Rildo Anwar, dimana semua pihak harus melebur jadi satu untuk bersama membangun pertenisan Indonesia lebih maju lagi.

“Setelah ini, tidak ada lagi siapa pendukung saya dan siapa pendukung Pak Rildo, semuanya harus bersama untuk membesarkan Pelti demi bangkitnya pertenisan Indonesia di mata Internasional, namun yang kita pilih nanti adalah yang berkomitmen dan memang punya dedikasi terhadap Pelti, khususnya tenis Indoensia. Saya tidak melihat itu adalah pendukung Eddy atau Rildo,” tandasnya.