BKKBN Tegaskan Tidak Ada Resesi Seks di Indonesia

JAKARTA, Indotimes.co.id  – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, tidak ada resesi seks di Indonesia. Sebab, berdasarkan data BKKBN, jumlah orang yang menikah mencapai 1,9 juta hingga 2 juta setiap tahun. Lalu, ada 4,8 juta kehamilan di Indonesia setiap tahun. Dari angka tersebut, sebanyak 4.438.141 yang lahir hidup, dan 22.257 yang lahir mati.

“Di Indonesia ini yang menikah antara 1,9-2 juta setahun. Jadi kalau ada resesi seks, itu tidak ada. Karena Indonesia masih semangat sekali, untuk hamil itu semangat sekali,” kata Hasto di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Tingkat kehamilan tersebut, kata Hasto, hampir setara dengan penduduk negara Singapura. “Dan 4,8 juta yang hamil, yang lahir 4,4 juta. Kita melahirkan bayi seperti satu negara Singapura setiap tahun,” tutur Hasto.

Lebih lanjut Hasto menyebutkan, dari 2 juta orang yang menikah setiap tahun, terdapat 1,6 juta orang yang hamil di tahun pertama. Sayangnya, ada 300.000 anak yang mengalami stunting dari tingkat kehamilan 1,6 juta di tahun pertama tersebut.

Untuk itu, Hasto meminta warga untuk mengecek terlebih dahulu kesehatannya sebelum berencana memiliki anak.

“Oleh karena kalau kalau seandainya yang mau nikah itu kita screening dulu, harus memenuhi syarat, maka bisa menurunkan 300.000 (yang stunting). Dan itu lah yang kita kerjakan bersama Pak Menkes,” ucapnya.

Tak hanya itu, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah, dengan rasio 189 per 100.000 ibu yang melahirkan. Dengan tingkat kelahiran dan kelahiran sebanyak itu, diikuti dengan tingkat stunting dan kematian ibu, Hasto tak memungkiri akan ada beban berat di Indonesia, termasuk di bidang kesehatan.

“Kami sedih itu (ibu yang meninggal) masih 189 per 100.000 (ibu yang melahirkan), padahal yang melahirkan 4,4 juta. Kalau 100.000 itu yang mati itu 189. Kemudian kalau satu juta yang melahirkan, yang mati berapa? Terus kalau 4 juta, yang mati berapa?” ungkap Hasto.