JAKARTA, Indotimes.co.id – PT PLN (Persero) menjalin kolaborasi dengan ACWA Power dan PT (Persero) untuk pengembangan bisnis hidrogen. Dalam hal ini ketiga perusahaan menyusun Joint Development Study Agreement (JDSA) untuk pengembangan green hydrogen sebagai bahan baku amonia di Gresik, Jawa Timur.

Wakil Menteri Milik Negara (BUMN) I Pahala N. Mansury mengungkapkan, pemerintah sangat serius dalam pengembangan klaster hijau. Sehingga, pemerintah berharap PLN, ACWA Power dan Pupuk Indonesia untuk melakukan studi pengembangan green hydrogen bersama menjadi langkah konkret dalam pembangunan baru terbarukan () di Tanah Air.

“Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mengembangkan energi bersih di Indonesia melalui pengembangan green ammonia menggunakan existing facility Petrokimia Gresik. Kami berharap joint study ini akan mendorong Indonesia menjadi pelopor pengembangan solusi energi hijau dan mencapai target net-zero emission di tahun 2060 serta dapat menjadi inspirasi kemitraan antara Indonesia dengan lembaga internasional ke depannya,” ujar Pahala dalam Courtesy Meeting antara PLN, ACWA Power dan Pupuk Indonesia di Jakarta (11/7).

Baca Juga:  SCG Gelar Sesi Pengembangan Diri bagi 13 Mahasiswa Penerima Beasiswa Sharing the Dream 2022

“Saya kira Indonesia punya banyak potensi menjadi pemain penting bisnis hidrogen di Asia Tenggara. Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo, hasil studi bersama ini harapannya bisa segera direalisasikan,” ujarnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo turut mengamini hal tersebut. Dalam dua minggu terakhir, kata Darmawan, PLN telah menjalin diskusi intensif dengan ACWA Power terkait tantangan teknikal dan investasi dalam kerja sama ini. Ia optimistis kolaborasi tiga perusahaan ini akan memperkuat bisnis energi hijau di tanah air.

“Kolaborasi ini telah berjalan sangat baik. Sehingga kita berhasil memetakan segala kemungkinannya dari sisi komersial dan teknikal,” kata Darmawan.

CEO ACWA Power Marco Arcelli mengatakan, kolaborasi yang dijalin oleh ketiga perusahaan telah sangat baik. Sehingga, studi bersama tersebut bisa dilaksanakan pada akhir tahun 2023 ini dan diharapkan selesai di tahun 2025.

Baca Juga:  PLN Siapkan Layanan Listrik Andal Tanpa Kedip untuk Event Internasional AMEM-41 dan AEBF di Bali

“Kami melihat komitmen yang kuat dari pemerintah, PLN, Pupuk Indonesia, dan seluruh elemen di Indonesia untuk menjalankan transisi energi. Jadi, yang terpenting kini adalah bagaimana kita menjaga momentum ini untuk mencapai tujuan bersama,” katanya.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman menambahkan, pihaknya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang mendukung penuh kolaborasi tiga perusahaan ini. Pengawalan intensif dari pemerintah membuat studi bersama pengembangan green hydrogen dan green ammonia bisa terlaksana sesuai rencana.

“Pupuk Indonesia siap berkontribusi maksimal untuk mewujudkan proyek green hydrogen dan green ammonia terintegrasi ini. Kami ingin proyek ini tidak hanya akan mengembangkan energi, tetapi juga mendorong perekonomian nasional,” ungkap Bakir.

Hidrogen hijau atau green hydrogen sendiri merupakan hidrogen yang diperoleh dari sumber bersih tanpa emisi karbon. Green hydrogen dimanfaatkan sebagai bahan baku green ammonia yang dapat digunakan sebagai bahan bakar , transportasi, dan membuat pupuk. (A Choir) 

Baca Juga:  LPDB Akui Pola Syariah Tekan NPL Dana Bergulir