Menkop UKM Ajak Pelaku UMKM Perempuan Garap Sektor Produksi Pangan

JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak para pelaku UMKM perempuan untuk fokus di sektor-sektor produktif termasuk pangan mengingat saat sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan masih didominasi oleh kaum laki-laki.

“Survei kami bersama Google dan Grab, tingkat produktivitas perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Sayangnya, rata-rata usaha perempuan lebih rendah dibanding milik laki-laki. Karena itu, perempuan masuk di wilayah tidak produktif atau skala perumahan. Bukan masuk di teknologi produksi. Maka perlu usaha bagi perempuan agar melirik sektor produktif nasional,” kata Teten Masduki dalam acara Dialog Nasional UMKM yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (7/2).

Menkop UKM menegaskan, sektor UMKM dapat menjadi pintu masuk perempuan agar lebih berdaya. Tercatat dari laporan UN Women 2023, 1 dari 3 UMKM di dunia dimiliki oleh perempuan. Bahkan sejumlah 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.

Baca Juga:  Menkop UKM Dukung Langkah Konkret Sarinah Jadi Agregator Batik Lokal Mendunia

Sementara dari data Global Entrepreneurship Monitor 2022, Indonesia termasuk di antara empat negara dengan tingkat total aktivitas perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan sumberdaya yang dapat diperbaharui, produktif sepanjang tahun dan tren kebutuhannya terus meningkat. Tercatat, konsumsi dunia diperkirakan 20 persen lebih tinggi pada tahun 2030 (FAO, 2018). Serta, kebutuhan pangan dunia diperkirakan 60 persen lebih tinggi pada tahun 2050 (FAO, 2012).

“Pertanian dan perikanan merupakan bagian dari sektor ekonomi hijau yang berpotensial dalam menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan dan lapangan kerja yang inklusif,” kata Teten.

Sebagian besar perdagangan dan ekspor produk pertanian dan perikanan masih dalam bentuk non-olahan, sebagai contoh rumput laut, ekspor Indonesia terbesar di dunia, tetapi sekitar 93 persen masih dalam bentuk non-olahan (TradeMap, 2023).

komoditas unggulan lokal (seperti pangan) dapat menjadi peluang untuk UMKM perempuan agar semakin bertumbuh dan berdampak,” ucapnya.

Baca Juga:  Ajang IFF 2021, Startup LPDB-KUMKM Deal Investasi Rp1,2 Miliar

Seperti di sektor aquaculture dan agriculture, menjadi dua potensi usaha yang sangat tinggi ke depan. Ketika Keketuan ASEAN, terus menekankan bahwa Indonesia dan ASEAN unggul di dua sektor tersebut. Bahkan di industri sawit, Indonesia dan Malaysia mampu mengontrol sawit dunia.

“Indonesia juga menjadi pemasok udang terbesar di ketiga di dunia. Jika digabung bersama Vietnam dan Thailand, komoditas ini bisa menjadi nomor 1 dunia. Begitu juga buah tropis, kita menjadi pemasok nomor 1 terbesar dunia yang sebagian besar berasal dari Lampung, jika digabung dengan Filipina ini akan lebih masif. Belum lagi di industri rempah-rempah,” katanya.

Kementerian Koperasi dan UKM, kata Teten, terus melakukan upaya peningkatan kapasitas UMKM perempuan. Memperkuat pengembangan di Indonesia melalui afirmasi 40 persen belanja Pemerintah untuk membeli produk-produk UMKM, penyediaan 30 persen infrastruktur publik untuk penjualan produk UMKM, dan kemitraan usaha besar dan BUMN dengan UMKM.

Baca Juga:  48.000 Usaha Kecil Ditargetkan Naik Kelas

“Terkait akses pembiayaan, kami sedang melakukan kajian credit scoring dalam rangka mempercepat penyaluran kepada UMKM termasuk optimalisasi program Klaster Berbasis Rantai Pasok, tanpa dimintai agunan,” katanya.

Terkait hal tersebut, menurut MenKopUKM, pihaknya telah memiliki beberapa model yang melibatkan koperasi. Koperasi menjadi alternatif pembiayaan karena lebih mudah.

Selanjutnya, Pemerintah sedang menyiapkan peta jalan menuju 2045 menjadi negara maju. Negara dengan berpendapatan tinggi, di mana Indonesia saat ini baru berada di level menengah atas.

“Untuk itu, bagaimana kita meningkatkan UMKM lebih produktif dan masuk ke sektor aquaculture dan agriculture, serta masuk dalam usaha berbasis teknologi,” katanya.

Menkop UKM juga menekankan agar terus memperkuat kolektif dan untuk memperkuat usaha para pelaku UMKM perempuan di Indonesia. “Dengan memberdayakan UMKM perempuan, harapannya kita dapat mengakselerasi kemajuan bangsa Indonesia,” ucapnya.