JAKARTA, Indotimes.co.id – Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Asrorun Ni’am meminta kepada seluruh elemen pemuda untuk menjadi pelopor mewujudkan kebersamaan dan persatuan pasca putusan MK dengan menghormati tahapan kepemiluan yang berujung pada putusan MK tersebut.

“Putusan MK terkait Pemilu bersifat final dan binding. Kontestasi telah usai. Saatnya bersatu membangun negeri. Pemuda harus menjadi agen yang memelopori inisiasi persatuan dan rekonsiliasi. Jangan biarkan narasi kebencian, provokasi menggerus kohesi nasional kita”, ujar Niam saat membuka acara Pemuda Bicara yang dihadiri oleh para pimpinan dari berbagai organisasi Ke pelajaran dan Kepemudaan di Jakarta, Selasa (23/4).

Lebih lanjut mantan aktifis mahasiswa ini menyampaikan, Putusan MK sebagai mekanisme formal untuk mengakhiri proses politik pemilihan umum baik pemilihan presiden maupun legislatif, karena putusan MK ialah putusan final dan binding.

“Karena itu kita sebagai warga negara yang taat hukum harus menghormatinya, dan menjadikan putusan MK sebagai dasar merespon dinamika perpolitikan, dengan mengesampingkan ego sektoral, dan juga kepentingan kelompok untuk menjaga kepentingan bangsa dan negara”, tegasnya.

Baca Juga:  Hadapi Disrupsi, Generasi Muda Dituntut Bekerja Keras dan Inovatif

Guru Besar UIN Jakarta yang energik ini menegaskan, saatnya para pemuda untuk bersanding setelah bertanding, karena bangsa ini membutuhkan kebersamaan dan persatuan guna mengakselerasi proses pembangunan.

“Jangan sampai kita melanggengkan narasi provokatif dan membelah. Nah di sinilah pentingnya anak muda sebagai agen perubahan di dalam mewujudkan kohesi nasinal dengan menggunakan kemampuan literasi digitalnya, kemampuan membangun kebersamaan antar elemen, dan terus merajut tali kebersamaan, apalagi di tengah situasi idul fitri, maka semangat untuk membangun kebersamaan dan semangat untuk saling memaafkan harus menjadi etos positif di dalam mengakselerasi pembangunan”, jelasnya.

Selanjutnya Dosen Pascasarjana UIN Jakarta ini menegaskan bahwa “tidak ada pemimpin yang sempurna, tetapi proses politik yang sudah menghasilkan kepemimpinan nasional terpilih ini sebagai hasil optimal yang harus kita dukung secara bersama-sama”

“Kepentingan politik elektoral kita tidak boleh mengalahkan kepentingan nasional kita. saatnya berkontestasi ya berkontestasi, tapi jika sudah usai, jangan sampai masih melanggengkan narasi yang terus membelah, dan melanggengkan narasi perbedaan, saatnya mengedepankan narasi persatuan” pungkas Ni’am.

Baca Juga:  DPD RI Minta Pemerintah Tak Pangkas Anggaran Kementerian Pertanian

Dalam kegiatan Pemuda Bicara tersebut dihadiri juga oleh Asisten Deputi Bidang Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan, para Alumni organisasi Kepemudaan dan Aktivis dari berbagai elemen kepemudaan lainnya.