, Indotimes.co.id – Di tengah gempuran produk impor dari luar negeri baik melalui maupun offline, hingga hari ini masih terus kuat dan bertahan, menurut Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki hal ini menunjukkan daya saing brand lokal yang semakin tinggi dan terus tumbuh dengan daya tahan (resilient) yang kuat.

Seperti salah satu upaya yang dilakukan dan diinisiasi oleh Clome (agregator brand pakaian lokal, yang terdiri dari beberapa platform, seperti Jakcloth, Outfest, dan Muslim Market Indonesia) dan didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) serta Smesco Indonesia, menggelar Indonesia Clothing Summit 2024 di Gedung Smesco Indonesia dengan menggandeng 400 brand lokal.

“UMKM ini semangatnya luar biasa. UMKM Indonesia punya daya tahan kuat menghadapi berbagai krisis, terbukti bisa jadi pemenang. Kita sudah buktikan saat COVID-19, bekerja sama dengan berbagai asosiasi bersama mendorong ekonomi Indonesia tetap tumbuh,” kata Teten Masduki dalam pembukaan acara Indonesia Clothing Summit 2024 di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (1/8).

Potensi ekonomi yang luar biasa dari UMKM, punya kemampuan untuk beradaptasi, terbukti mampu mengakselerasi perubahan ekonomi. Termasuk berhasil mendorong Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) dalam memperketat arus masuk barang ke dalam negeri.

Baca Juga:  Pahlawan Digital UMKM 2023 Cetak Start-up Baru Penghela UMKM di Sektor Hulu

“Pemerintah berusaha memproteksi produk lokal, di tengah persaingan produk asing yang diproduksi dengan harga murah. Di sisi lain, kita menghadapi perdagangan bebas, itu artinya secara harus lebih efisien,” ucapnya.

Teten mengatakan, kehadiran Indonesia Clothing Summit 2024 di Smesco, menjadi contoh bagi UMKM untuk berkonsolidasi tidak lagi memproduksi sendiri-sendiri.

“Dengan bergabung, supply chain serta akses pembiayaan juga dipermudah. Karena kalau dibandingkan produk dari luar (negeri), mereka itu sistematis, terintegrasi mulai dari logistiknya, supply chain, hingga marketingnya. UMKM dalam negeri jangan sampai kalah,” ujarnya.

Terkait akses pembiayaan juga diharapkan terus lebih baik ke depan. Meski saat ini pembiayaan terhadap UMKM baru mencapai 19 persen, masih jauh dari target Joko Widodo (Jokowi) pembiayaan ke sektor UMKM sebesar 30 persen di tahun 2024.

“Kami sudah usulkan untuk menggunakan credit scoring. Alhamdulillah perkembangannya bagus, karena kami sudah bicara dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK juga sedang mempersiapkan infrastrukturnya melalui kebijakan berupa aturan lengkap,” ujar Menkop UKM.

Baca Juga:  Kemitraan RI-India Perkuat Eksistensi UMKM Hadapi Revolusi Industri 4.0

Karena pada dasarnya, kata Teten, jika UMKM dibebankan dengan syarat agunan pasti sangat sulit dipenuhi. Sementara ada alternatif data yang bisa digunakan untuk memudahkan UMKM meraih pembiayaan. Jika pembiayaan hanya diberikan kepada usaha besar, hal tersebut menjadi tidak fair (adil) bagi pertumbuhan UMKM.

“Credit scoring ini sudah dilakukan di 145 negara. Di mana rekam jejak UMKM bisa diakses dengan mudah karena adanya pencatatan secara ,” ucapnya.

Selain itu, dipikirkan juga bagi UMKM untuk mencari pembiayaan di pasar modal. Dalam hal ini, KemenKopUKM telah bekerja sama dengan melalui IPO (Initial Public Offering). “Adanya papan akselerasi itu minimal modal Rp50 miliar. Sekarang sudah ada 44 UMKM yang berada di papan akselerasi yang melakukan IPO secara mandiri. Untuk memenuhi aset tersebut, maka UMKM harus bergabung,” kata Teten.

Menkop UKM mengajak seluruh UMKM untuk terintegrasi dan berkonsolidasi, menggunakan Smesco sebagai markas besar bagi brand lokal.

“Di sini (Smesco) merupakan simbol rumah bagi UMKM. Kalau tidak berkonsolidasi kita akan terus kalah dengan serangan impor. Smesco memberikan kemudahan bagi UMKM, tak hanya brand-nya yang oke, harganya pun oke. Apalagi ada akses transportasi LRT yang mudah datang ke Smesco,” ucapnya.

Baca Juga:  Menkop UKM: Aplikasi LBH Beri Perlindungan Hukum Bagi Usaha Mikro dan Kecil

Di kesempatan yang sama, CEO JakCloth sekaligus salah satu inisiator Indonesia Clothing Summit 2024 Ruddy Lasut menuturkan, event Indonesia Clothing Summit 2024 menunjukkan bahwa keberadaan UMKM dan brand lokal untuk berjaya.

“Kami optimistis, dalam penyelenggaraan Indonesia Clothing Summit 2024 di Smesco dua hari dari 1-2 Agustus 2024, akan mendatangkan sekitar 50 ribu pengunjung. Kalau satu orang saja bisa belanja minimal Rp500 ribu saja, diharapkan juga transaksi bisa mencapai hingga ratusan juta rupiah,” kata Ruddy.

Ia menekankan, Indonesia Clothing Summit 2024 bukan hanya sekadar acara, tetapi sebuah untuk mendorong inovasi, membangun koneksi, dan mempersiapkan industri fesyen Indonesia untuk masa depan.

“Dengan dukungan penuh dari Kementerian Koperasi dan UKM serta Smesco, acara ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan fesyen Indonesia,” ujarnya.