JAKARTA, Indotimes.co.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung penuh keterlibatan daerah dalam industri hulu minyak dan gas bumi (migas).

“Seluruh pihak harus berkomitmen untuk mewujudkan bagaimana membangun daerah dari potensi migas yang dimiliki,” kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi dalam keterangan pers diterima di Jakarta, Rabu (29/3/2017).

Pada pembukaan “Temu Usaha Hulu Migas dengan Para Pengguna Gas” di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah tersebut hadir Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, Bupati Banggai, Herwin Yatim, dan puluhan pengusaha pengguna gas tingkat nasional dan daerah.

Menurut Amien, daerah penghasil migas akan menerima dana bagi hasil (DBH) dan peluang mendapatkan participating interest (PI) maksimal 10 persen.

Namun, potensi mendapatkan efek berganda (multiplier effect) dari kegiatan hulu migas tidak hanya itu.

“Adanya proyek hulu migas diharapkan dapat melibatkan badan usaha milik daerah (BUMD) dan perusahaan swasta daerah untuk mendapatkan pekerjaan sesuai kemampuan masing-masing,” ujarnya.

Dengan demikian, kata dia, lapangan pekerjaan pun bertambah cukup signifikan. Dicontohkan, proyek Banyu Urip di Wilayah Kerja Cepu di Bojonegoro yang sudah berhasil mendapatkan banyak manfaat.

Amien mengingatkan, di beberapa daerah lain yang memiliki cadangan migas, justru meningkatkan ego regional dan sektoral.

Dia berharap ke depan, rasa ego bisa diredam. Kuncinya kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah kabupaten dan provinsi, serta investor, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Daerah bukan menjadi obyek bisnis, namun didorong menjadi subyek agar tumbuh dan mandiri,” katanya.

Berdasarkan data SKK Migas, pasokan gas di Kabupaten Banggai mencapai 415 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan masa produksi hingga tahun 2027 yang berasal dari Lapangan Senoro dan Lapangan Cendanapura yang dikelola JOB Pertamina-Medco E&P Tomori sebesar 310 MMSCFD dan Lapangan Matindok yang dikelola Pertamina EP sebanyak 105 MMSCFD.

Pemanfatan alokasi gas tersebut sebesar 335 MMSCFD untuk Donggi Senoro LNG; 55 MMSCFD untuk PT Panca Amara Utama guna mendukung kebutuhan pupuk; 5 MMSCFD ke PT PLN untuk kelistrikan Kabupaten Banggai; dan 20 MMSCFD untuk PT PLN.

Selain Banggai, Sulawesi Tengah juga memiliki Lapangan Tiaka, yang dikelola JOB Pertamina-Medco E&P Tomori yang gas suar (flare gas) sebesar 3-6 MMSCFD dimanfaatkan oleh BUMD Kabupaten Morowali guna sektor kelistrikan. (chr)