Percepat Pengembangan Kewirausahaan, GKN Libatkan Seluruh Stakeholder

DENPASAR, Indotimes.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus melaksanakan program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dengan melibatkan seluruh stakeholder baik di pusat maupun daerah.

Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga mengatakan, upaya tersebut guna menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan nasional. Sesuai dengan tema GKN tahun ini yaitu Wirausaha Tangguh, Inovatif dan Peduli.

“Yang dimaksud wirausaha tangguh yakni, terampil dan handal dalam menjalankan usahanya agar dapat berkembang lebih baik lagi, atau naik kelas,” kata Puspayoga dalam acara peningkatan kapasitas SDM KUKM dan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Universitas Warmadewa, di Denpasar, Bali, Jumat (19/5).

Sementara inovatif, kata Puspayoga, berarti gigih dalam menciptakan hal baru dan mencari solusi pada setiap persoalan yang dihadapi.

Sedangkan yang dimaksud peduli, selain sebagai wirausaha yang mencari keuntungan, juga berbagi dengan lingkungan sosialnya atau biasa disebut social entrepreneur.

“Acara ini sangat penting dan strategis, terutama untuk terus menumbuhkan spirit kewirausahaan di Tanah Air. Serta dalam menyongsong era baru dalam komunitas masyarakat ASEAN (MEA) sebagai pasar tunggal dan tempat berproduksi,” ungkap Puspayoga.

Berdasarkan data sensus ekonomi BPS tahun 2016, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 252 juta orang, terdapat wirauaha sebanyak 7,8 juta orang, atau 3,10 persen dari jumlah penduduk.

Ditargetkan hingga akhir tahun ini jumlah wirausaha di Tanah Air mencapai 4 persen dari jumlah penduduk.

Deputi bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso Budi Susetyo menambahkan, untuk mencapai target tersebut berbagai langkah dilakukan, di antaranya melalui pelatihan kewirausahaan di kampus Universitas Warmadewa ini.

Pelatihan itu mencakup, pemasyarakatan kewirausahaan, pelatihan technopreneur bagi wirausaha pemula, pelatihan kewirausahaan melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional bagi petani dan nelayan.

Selain itu, pelatihan jati diri koperasi, pelatihan managemen SDM KUKM berbasis kompetensi bagi juru buku koperasi, dan pelatihan managemen SDM KUKM berbasis kompetensi bagi pengelola koperasi (kasir).

Prakoso juga mengatakan, pelatihan tersebut merupakan sinergitas antara Universitas Warmadewa dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Dipilihnya Unversitas Warmadewa, karena kampus ini telah memiliki inkubator bisnis, koperasi baik koperasi karyawan maupun koperasi mahasiswa, dan telah melakukan pelatihan kewiarausahaan di kampusnya.

Dengan demikian, kerja sama lebih mudah berjalan dengan baik.

“Kampus ini (Warmadewa) juga telah memiliki laboratorium bidang pertanian, dan telah terbukti mampu membudidayakan  tanaman buah-buahan langka,”  kata Prakoso.

1.000 Wirausaha

Sementara itu, Rektor Universitas Warmadewa, Dewa Putu Widjana mengatakan, kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM tersebut sejalan dengan program kampus yang ia pimpin. Universitas Warmadewa telah mencanangkan mencetak 1000 wirausaha baru.

Saat ini, kata dia, dari sekitar 100 mahasiswa yang pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan, sebanyak 80 mahasiswa telah menjadi wirausaha, meskipun tingkatkan masih pemula.

Dia berharap mahasiswa semakin banyak yang tertarik untuk berwirausaha dengan adanya kerja sama tersebut.

“Kami berharap dengan kerja sama ini pihak Kemenkop dan UKM bisa menfasilitasi agar mahasiswa yang berkeinginan untuk menjadi wirausaha semakin banyak dan bisa berkembang,” kata dia.

Putu Widjana mencanangkan, lulusan ekonomi di Unirversitas Warmadewa akan mendapatkan semacam kompetensi tambahan tentang kewirausahaan.

“Nantinya saat mereka lulus atau menjadi sarjana, selain mendapat ijazah sarjana ekonomi, mereka juga akan mendapatkan sertifikat pendamping tentang kewirausahaan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki kelebihan,” katanya. (chr)