JAKARTA, Indotimes.co.id – Program Tanam Padi Perkebunan Nusantara (Tampan) yang diinisiasi Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo di Bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau, pada akhir tahun kemarin menunjukkan perkembangan yang memuaskan.
Bersama Riset Perkebunan Nusantara, Institut Pertanian Bogor, serta didukung
penuh Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, dan
Kementerian BUMN, hamparan padi di tengah tanaman sawit muda itu tumbuh subur dan diproyeksi akan segera panen.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya di
Jakarta, Rabu (22/1) mengatakan, hingga kini, tim pengembangan budidaya padi Gogo di sela-sela areal hamparan sawit muda terus melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dalam pilot project tersebut. Hasilnya, tanaman padi gogo yang identik di lahan kering itu tumbuh subur dan berpotensi memproduksi gabah secara optimal.
“Alhamdulillah, teman-teman di lapangan terus memantau perkembangan tanaman padi Gogo di sela-sela sawit muda masyarakat di Kabupaten Siak. Hasilnya sangat baik sekali dan sesuai dengan proyeksi kita semua. Insya Allah dalam waktu dekat akan segera panen,” ungkapnya semringah.
Kick Off Program TAMPAN yang juga bagian kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto itu dilaksanakan di lahan petani
peserta program peremajaan sawit rakyat PTPN IV PalmCo di akhir November 2024.
Dari 60 hektare sawit milik petani yang tergabung dalam Koperasi Produsen Karya
Maju tersebut, 20 hektare areal sela berhasil dimaksimalkan menjadi hamparan padi melalui skema intercropping.
Jatmiko menjelaskan berdasarkan pertumbuhan padi yang sangat baik ini, diproyeksi 50 ton gabah kering akan segera dipanen pada April mendatang. Dengan begitu, petani akan memperoleh tambahan pendapatan mencapai Rp250 juta untuk satu siklus panen, atau setengah miliar rupiah untuk satu tahun menjelang sawit mereka mulai menghasilkan tandan buah segar.
“Insya Allah, rekan-rekan petani, selain fokus utama kita adalah untuk membantu
penguatan ketahanan pangan, juga akan mendapatkan penghasilan tambahan hingga Rp8 juta per kepala keluarga untuk satu kali siklus panen,” paparnya.
Jatmiko memaparkan, program yang berhasil membuat petani sawit kian tersenyum
bangga karena dilibatkan menjadi bagian dari penguatan ketahanan pangan nasional
tersebut akan terus diperluas. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Pertanian,
total perkebunan sawit rakyat di Indonesia mencapai 6,94 juta hektare di seluruh
Indonesia. 40 persen diantaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua dan harus segera diremajakan.
“Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi PSR
nasional seluas 400 ribu hektare pertahun. Dari angka tersebut, PTPN diharapkan dapat berkontribusi sebesar 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang,” jelasnya.
Sementara jika luasan areal TAMPAN selama lima tahun mendatang dapat terwujudkan, ia mengatakan petani PSR yang menanam padi intercropping sawit berpeluang menghasilkan sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia.
Senada, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo Irwan Perangin-Angin menambahkan program TAMPAN ini memberikan pendapatan produktif kepada Petani.
“Yang sebelumnya lahan PSR pada masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) 1 dan 2 yang berstatus idle, dapat dimanfaatkan guna menanam padi gogo selama dua tahun pertama. Ini menjadi peluang besar untuk mendukung swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” kata pria berkacamata itu.
Ia pun mengatakan bahwa PTPN IV PalmCo sangat fokus dalam khittahnya untuk terus tumbuh dan berkembang bersama petani. Berkolaborasi dengan banyak pihak mulai dari pemerintah, BPDPKS, dan ekosistem MAKMUR BUMN, PTPN mendorong agar petani dapat memperoleh berbagai dukungan dalam memperkuat para petani sawit Indonesia.
Untuk itu, ia pun mengimbau kepada petani yang sedang dilema saat sawitnya memasuki usia renta untuk menjadi bagian dari gerakan akselerasi PSR dan penguatan ketahanan pangan.
“Kemitraan ini benar-benar kita bangun untuk memberikan rekan-rekan petani terus
bertumbuh. Bermitra, berarti kami akan membantu semaksimal mungkin. Saat telah
telah menjalin kemitraan, maka petani dapat segera mengurus CPCL untuk
mendapatkan bantuan benih dan pestisida dari Kementerian Pertanian. Hal ini
mempercepat proses produksi dan meningkatkan hasil panen,” tandasnya.
Heri Suyono salah satu petani plasma PTPN IV PalmCo yang memiliki areal PSR seluas 2 hektare mulai merasakan manfaat kemitraan tersebut. Ia mengakui beruntung KUD tempat ia bernaung menjadi bagian dari pilot project penting itu.
“Dalam masa transisi peremajaan sawit, kami membutuhkan pendapatan. Program ini
sangat baik dan penting. Dengan adanya program TAMPAN, lahan yang sebelumnya
tidak produktif kini dapat menghasilkan padi gogo. Saya sangat bersyukur karena Insya Allah pendapatan dari hasil panen padi ini akan membantu memenuhi
kebutuhan keluarga,” pungkasnya.