JAKARTA, Indotimes.co.id – Program pengembangan koperasi selama 4 tahun jalannya pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla mampu berkontribusi secara signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hingga tahun 2017 kontribusi PDB koperasi meningkat menjadi 4,48 persen dari sebelumnya tahun 2014 hanya 1,71 persen.

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengatakan, peningkatan kontribusi PDB koperasi tersebut tidak terlepas dari keberhasilan mereka menggulirkan program reformasi total koperasi yang dijabarkan melalui tiga langkah strategis, yaitu reorientasi, rehabilitasi dan pengembangan koperasi.

“Jadi kita arahkan betul-betul ke depan koperasi itu berkualitas. Tanpa koperasi berkualitas gak mungkin akan meningkatkan PDB koperasi, jadi akan jalan di tempat,” kata Puspayoga pada acara paparan 4 Tahun Kerja Pemerintahan Jokowi-JK dengan tema Kebudayaan dan Prestasi Bangsa, Rabu (24/10).

“Peningkatan kontribusi PDB Koperasi tersebut telah memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta pemerataan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga:  Kiprah KSU Karya Ando, Dibalik Lahirnya Ribuan UKM Tenun NTT

Puspayoga menjelaskan reorientasi, yaitu mengubah paradigma pemberdayaan koperasi dari kuantitas menjadi kualitas baik dilihat dari aspek kelembagaan, usaha, maupun keuangan. Oleh karena itu, pembina koperasi di pusat, provinsi dan kabupaten/kota, serta para pemangku kepentingan pemberdayaan koperasi mulai menggerakkan pembangunan koperasi yang berkualitas.

Rehabilitasi yaitu pembuatan database koperasi berbasis Online Data System (ODS) di seluruh Indonesia sebagai dasar penyusunan program untuk pembenahan koperasi, yang diikuti langkah pembubaran terhadap 40.013 unit koperasi dan sebanyak 19.843 unit koperasi sedang dalam tahap kurasi dan rekonsiliasi data.

Sedangkan pengembangan, yaitu meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh serta setara dengan badan usaha lainnya melalui regulasi yang kondusif, perkuatan SDM kelembagaan, pembiayaan, pemasaran dan kemajuan teknologi.

Dia menambahkan, reformasi total koperasi setelah 4 tahun berjalan juga dapat dilihat dari banyaknya koperasi yang telah bertransformasi menjadi badan usaha berdaya saing tinggi, antara lain Kospin Jasa Pekalongan, Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel), Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG), KSPS BMT UGT Sidogiri Indonesia dan Koperasi Kredit Kubu Gunung.

Baca Juga:  HUT ke-77, BNI Semakin Kuat, Tangguh, Terpercaya

“Kita harus konsisten mengawal bagaimana arahan Bapak Presiden Jokowi melakukan reformasi total koperasi. Jadi kita arahkan betul-betul ke depan koperasi itu berkualitas,” kata Puspayoga.

Ke depan, dalam meningkatkan kontribusi PDB koperasi, Kemenkop dan UKM tidak hanya fokus melakukan reformasi total koperasi, tetapi akan mendorong tumbuhnya koperasi produksi, konsumen dan jasa di Tanah Air. Agar pengembangan koperasi lebih beragam tidak hanya didominasi oleh koperasi simpan pinjam (KSP).

“Jadi kita bagaimana mendorong koperasi produksi itu bertambah terus, tidak sekedar KSP, kalau KSP sudah banyak. Ini koperasi produksi harus kita dorong kemudian koperasi konsumen dan jasa, sehingga dengan demikian pertumbuhan PDB semakin tahun, semakin meningkat,” ujarnya.

Pada tahun 2014 jumlah koperasi mencapai 212.570 unit. Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2017 telah dibubarkan sebanyak 40.013 unit koperasi. Saat ini jumlah koperasi aktif sebanyak 152.714 unit dan yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebanyak 80.008 unit.

Baca Juga:  Koperasi dan BUMD Didorong Stabilkan Harga Pangan