Bersertifikat Internasional, Produksi Gula Semut Hariang Lebak Jadi Rujukan Pengrajin di Berbagai Daerah

LEBAK, Indotimes.co.id – Produk gula semut yang dikembangkan oleh pelaku usaha mikro dan kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Lebak, Banten yang mampu menembus pasar dunia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi rujukan bagi wirausaha pemula di berbagai daerah lain dalam mengembangkan usaha sejenis.

Apalagi, kelebihan produk gula aren tersebut sudah memiliki sertifikat makanan organik internasional sehingga dapat menembus pasar dunia dan kualitas produksinya terjaga khususnya kemurnian.

“Produksi gula aren di Desa Hariang,  Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak ini telah memiliki sertifikasi pertanian organik internasional. Kita terus jaga kemurnian dan kualitas gula aren kristal atau gula semut dan gula aren cetak,” kata Anwar, pengrajin dan pelopor gula aren di Desa Hariang, Kecamatan Sobang,  Lebak saat ditemui redaksi Indotimes di sentra produksi gula aren KUB Mitra Mandala, Lebak, Rabu (7/3).

Baca Juga:  RAT Strategis Bagi Pengembangan Koperasi

Kepiawaian Anwar sebagai pengrajin gula aren sudah dikenal berbagai kalangan di Tanah Air. Di tengah kesibukannya yang tak henti-hentinya memberikan pembinaan kepada para petani di Lebak, Anwar tak segan-segan membantu pelaku usaha pemula yang dari berbagai daerah untuk belajar cara memproduksi gula semut berkualitas serta perawatan pohon aren agar bisa menghasilkan air nira yang berlimpah.

Menurut Anwar, kini dirinya juga tengah mengembang pembibitan pohon aren agar tumbuh subur dan memiliki produksi yang berlimpah. Mengingat, saat ini pohon aren yang ada merupakan pohon yang tumbuh secara alamiah.

“Saya khawatir nanti pohon aren jumlahnya makin terbatas karena hanya menghandalkan pohon yang tumbuh alami,” ujar Anwar.

Selain di wilayah Lebak, Anwar mengatakan, pihaknya diminta oleh pelaku usaha dari berbagai daerah untuk membantu dan membina pengembangan pohon aren.

“Untuk di Gajruk Lebak ini sedang dikembangkan pohon aren yang diberi nama pohon arem Parasi. Insya Allah akan dilounching bulan depan.  Di daerah lain, seperti Manado juga dikembangkan namanya pohon aren Dalam,  di Kutim (Kutai Timur, Kalimantan Tengah) namanya pohon aren Genjah. Di Gorontalo juga sedang dikembangkan pohon aren pada tahap pertama seluas 2 hektare (ha),” kata Anwar.

Baca Juga:  Dukung Pemerintah Tanggulangi Covid-19, Futuready Distribusikan Polis Gratis Hospital Cash Plan

Pasar Ekspor Gula Semut

Lebih jauh dia menjelaskan, produk gula semut maupun gula aren cetak sudah dipasarkan di pasar dalam dan luar negeri dengan nama brand Hariang. Namun juga dipasarkan oleh brand berbagai perusahaan lain yang menjadi mitra jual produksinya maupun oleh eksportir.

“Minggu kemarin sebanyak 3 ton dikirim ke Jerman, eksportir dikirim langsung ke sana. Ada juga permintaan untuk ekspor ke Jepang,” ujarnya.

Seperti diketahui, permintaan pasar dunia yang meliputi tujuh negara, antara lain, Singapura, Malaysia, Brunei, Australia, Tiongkok, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.

Bersertifikat Internasional, Produksi Gula Semut Hariang Lebak Jadi Rujukan Pengrajin di Berbagai DaerahPengrajin gula aren warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20 ton dan 30 ton.

Saat ini, permintaan gula semut di negara Kanguru itu relatif cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel dan supermarket. Selain itu, juga produksi aneka makanan di negara tersebut. Tingginya permintaan pasar ekpsor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda melalui eksportir dari Jakarta.

Baca Juga:  Go International, Menkop Dukung Warteg Buka Cabang di Malaysia

“Kami merasa bangga komoditas lokal itu mampu menembus pasar ekspor, tapi kami juga terus mendorong agar konsumsi gula aren di dalam negeri makin tinggi karena memang lebih menyehatkan untuk menjaga kadar gula dalam darah,” katanya. (uca)