JAKARTA, Indotimes.co.id – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, laporan keuangan PLN pada tahun 2022 menjadi yang terbaik dalam sejarah PLN.
“Dengan berbagai upaya di tahun 2022 laporan keuangan kami menjadi yang terbaik dalam sejarah PLN. Hal itu karena ada dua sisi demand dan supply kami selesaikan dengan baik,” kata Darmawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (5/7).
Menurut dia, pihaknya telah berhasil melakukan upaya renegosiasi sejumlah kesepakatan jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dari pihak pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP).
Darmawan mengaku bahwa terjadi pengurangan beban ToP mencapai Rp 47,05 triliun, untuk periode 2021 hingga 2022. Hal itu karena porsi pengurangan ToP yang signifikan telah disepakati pada periode 2021, dengan nilai mencapai Rp 37,21 triliun.
“Sehingga kami bisa mengurangi cost, melakukan renegosiasi, menambah permintaan,” ujarnya.
Darmawan juga sempat mengungkapkan kondisi keuangan sebelumnya pada 2021 yang memprihatinkan, bahkan terancam ambruk.
Apalagi, kata dia, saat itu PLN dibebani penambahan pasokan sekitar 7 Gigawatt (GW). Namun pada saat yang sama yakni alokasi dari penambahan beban tersebut hanya di Jawa hanya sebesar 1,1 GW sehingga terdapat kelebihan 6 GW.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penangguhan atau kontraknya ToP (take or pay) bisa dikurangi, atau ditunda sampai 2 tahun. “Tapi ada juga yang 16 bulan dan 18 bulan,” kata Darmawan.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mendukung PLN untuk melanjutkan berbagai langkah strategis tersebut agar kembali mencatatkan kinerja positif di tahun ini.
“Komisi VII DPR RI (juga) mendukung Dirut PLN untuk merealisasikan program-program strategis yang telah direncanakan sehingga dapat berkontribusi terhadap pendapatan negara sekaligus bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Eddy. (A Choir)