, Indotimes.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM () mendorong peningkatan literasi keuangan digital dengan menyelenggarakan side event 57th , Policy Dialogue on Advancing Financial Inclusion for MSMEs: Understanding the Important Role of Digital Financial Literacy, untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi pelaku UMKM.

Kegiatan yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Selasa (23/4) tersebut dihadiri oleh 150 peserta yang melibatkan para pembuat kebijakan lintas APEC, akademisi, penyedia layanan digital keuangan, dan organisasi internasional, serta pembicara dan moderator dari United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP).

Kemudian perwakilan dari APEC-Canada Growing Business Partnership (APF) Canada, Asian Development Bank (ADB), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Keuangan, Organisation for Economic Co-operation and Development (), ANGIN, Bank Rakyat Indonesia, dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.

Baca Juga:  FABA PLN Makin Bermanfaat, Jadi Beton Untuk Jalan Tol Jogja-Solo dan Bawen-Jogja

Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing UKM Herbert H.O. Siagian pada saat membuka acara menyampaikan, saat ini ketahanan UMKM merupakan isu yang penting mengingat porsi UMKM sebesar 97 persen dari seluruh bisnis dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja di seluruh ekonomi APEC.

Dengan jumlah UMKM yang besar tersebut, apabila didukung oleh ekosistem , maka kontribusinya akan mendorong peningkatan potensi terhadap PDB.

“Tujuan dari forum policy dialogue ini adalah menyediakan forum bagi Ekonomi APEC untuk berbagi pengalaman kebijakan dan pembelajaran tentang bagaimana UMKM dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam memanfaatkan perangkat digital untuk mengakses layanan keuangan,” kata Herbert H.O. Siagian.

Untuk itu, di berharap forum tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah akses UMKM terhadap keuangan dengan memungkinkan UMKM melakukan transformasi digital untuk inklusi keuangan yang lebih baik. Mengingat UMKM dinilai dapat menjadi motor akselerasi pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:  Layani Kebutuhan Remitansi WNI, BNI Tokyo Kerja Sama Co-Branding Remittance Card dengan Garuda Indonesia

Di sisi lain akses terhadap keuangan merupakan aspek penting dalam pengembangan, pertumbuhan, dan kesuksesan UMKM. Namun sayangnya, kata Herbert, sebagian besar UMKM masih menghadapi masalah dalam mengakses keuangan, seperti kurangnya informasi dan akses terhadap layanan keuangan, kurangnya kemampuan digitalisasi, dan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan keuangan.

Pada kesempatan yang sama, Director Trade and Economic Analysis Office of the Chief Economist Global Affairs Canada dan sekaligus Chair APEC SMEWG Aaron Sydor memaparkan ada empat elemen penting dalam meningkatkan literasi digital untuk UMKM.

“Pertama adalah pemberian akses kepada dan sumber pembiayaan lainnya, kedua akes kepada jasa keuangan, ketiga akses kepada liberasi keuangan digital, dan yang keempat adalah akses kepada keuangan,” kata Aaron Sydor.

Senada, Head of the Unit on SME and Entrepreneurship Transformation, OECD, Lucia Cusmano mengatakan, penekanan untuk mencapai inklusi keuangan terdapat pada pendidikan keuangan.

Baca Juga:  Kemenkop UKM Tekankan Pentingnya Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Kewirausahaan

“Tanpa adanya pendidikan keuangan yang membukakan literasi digital, inklusi keuangan lebih lanjut tidak akan tercapai,” kata Lucia Cusmano.

Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Kemenkop UKM Henra Saragih menambahkan, forum Tema APEC Policy Dialogue sejalan dengan area prioritas ke-4 APEC SMEWG Strategic Plan for 2021-2024, yakni “Access to finance and alternative financial solutions”, serta Keketuaan Peru pada APEC 2024 yakni Empower, Include, Grow khususnya untuk area prioritas kedua yaitu Innovation and digitalization to promote transition to the formal and global economy.

“Iniasasi project APEC Policy Dialogue merupakan langkah awal Kementerian Koperasi dan UKM dalam upaya mengekskalasi komitmen Indonesia, serta mengambil manfaat konkret forum kerja sama regional bagi UMKM di kawasan, baik sekarang maupun di masa mendatang,” kata Henra.