Dorong Menjadi Wirausaha Sukses, UMB Gelar Kompetisi Bisnis Plan
Kepala Pusat Pengembangan Kewirausahaan UMB, Dr Wachyu Hari Haji

JAKARTA, Indotimes.co.id – Pemerintah terus bekerja keras dalam mencetak enterpreuner melalui wirausaha baru di Indonesia. Sebagai bentuk dukungan tersebut, Universitas Mercu Buana (UMB) menggelar Bisnis plan Competition 2019 yamg digelar sejak bulan Juni hingga Agustus 2019.

Kepala Pusat Pengembangan Kewirausahaan UMB, Dr Wachyu Hari Haji mengatakan, kompetisi bisnis plan tersebut digelar rutin tiap tahun, dengan skala regional Jabodetabek. Tujuannya adalah untuk mendukung program pemerintah dengan menciptakan wirausaha, dengan memberikan permodalan bagi pemenang untuk memulai sebuah bisnis, dari hal yang kecil. Tidak tanggung-tanggung, menurut Wachyu, pihaknya menyedikan total hadiah sebesar Rp.86 juta bagi para pemenang.

“Event ini untuk mendukung program pemerintah melalui program kewirausahaan. Kita di Mercu Buana ini terus mendorong mahasiswa untuk jadi pengusaha sukses. Berpikir besar, bergerak dari hal kecil dan menjadi besar,” tegas Dr Wachyu Hari Haji, kepada MNC Trijaya, di Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Baca Juga:  BNI Sabet 2 Penghargaan OJK, Aktif Akuisisi Nasabah Pelajar

Ia menjelaskan, saat ini, dari 72 peserta dari berbagai kampus yang mendaftar, telah dipilih menjadi 10 peserta yang lolos babak final, diantaranya dari Universitas Bakrie, Podomoro, Budi Luhur, Binus dan Mercu Buana. Mereka akan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dalam menentukan bisnis plan yang bermanfaat besar bagi masyarakat.

“Jadi sekarang ada 10 yang terpilih untuk masuk ke final dari 72 yang mendaftar. Mereka kami undang untuk mempresentasikan bisnis plan yang dibuat,” katanya.

Wachyu mengatakan, 10 finalis itu adalah, Aksara project (UMB), Distributor dan Supplier bahan pangan (UMB), Bertikai (UMB), Re: tote (UMB), E- helcofarm (UMB), backdrop cantik (UMB), browbites (Univ. Agung Podomoro), Geobak Indonesia (Binus), Lapakmu (Budi Luhur), dan Kamijual (Bakrie). Penilaian pemenang kata Wachyu, menyangkut 9 kriteria, diantaranya menyangkut isu yang ramai di masyarakat, memberikan solusi, proses bisnis, competitor, strategi menghadapi complain, hingga keuangan.

Baca Juga:  Kemenkop dan UKM Beri Bantuan Bagi Penyuluh Koperasi Korban Gempa Lombok

“Ada 9 hal yang kita periksa, yang pertama adalah isu-isu yang diamati dan menjadi kebutuhan pasar yang seperti apa, memberikan solusi, menyelesaikan masalah, bagaimana siklusnya inputnya prosesnya outputnya, posisi dengan pesaing, alokasi dana yang dibutuhkan dan strategi untuk menghadapi customer yang complain,” tambahnya.

Dukung Revolusi Industri 4.0

Selain itu Menurut Wachyu, untuk mendukung revolusi industry 4.0, UMB menerapkan perubahan kurikulum kewirausahaan, termasuk memberikan Training of Trainer (TOT) dosen kewirausahaan UMB. Dengan harapan mahasiswa yang sudah lulus bisa menerapkan ilmunya dengan menjadi wirausaha mandiri yang tangguh. Ia mentargetkan ada 1 mahasiwa dalam 1 kelas yang bisa menjadi pengusaha sukses.

“Kurikulum kewirausahaan kami rubah untuk bisa menyesuaikan tren revolusi industri 4.0. Targetnya menjadi pengusaha sukses, dimulai dari hal yang kecil,” tegasnya.

Wachyu mengakui, kurikulum dengan konsep design thingking dinilai pas diterapkan UMB, untuk melahirkan ide bisnis yang birilian dan bisa menyelesaikan permasalahan bisnis di masyarakat, yang menjadi costumer bisnis.

Baca Juga:  LPDB Optimis Target Penyerapan Dana Akan Tersalurkan