JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong upaya peningkatan kualitas dan jangkauan industri furnitur dan kerajinan Indonesia. Mengingat, industri furnitur telah menjadi pilar penting dalam ekonomi di tanah air yang menyerap lebih dari 143 ribu tenaga kerja dan lebih dari 1.114 unit usaha yang beroperasi.
“Industri kerajinan dan UMKM dalam negeri telah menjadi penopang bagi bertahannya perekonomian Indonesia, bahkan di saat sulit seperti masa pandemi hingga era pemulihan saat ini,” kata Teten Masduki dalam Furniture Gathering Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) di Jakarta, Rabu (22/5).
Selama lima tahun terakhir (2018-2022), industri furnitur Indonesia menunjukkan peningkatan ekspor yang cukup konsisten, dengan nilai ekspor tahun 2022 mencapai 2,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS), naik dari 2,8 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.
Menurut Teten, kenaikan ini menunjukan momentum yang positif menuju target Pemerintah sebesar 5 miliar dolar AS pada 2024.
“Mestinya teman-teman Asmindo semangat karena tren ini cukup baik. Walaupun tahun ini ekonomi domestik dan dunia penuh tantangan tetapi harus dilewati,” ujarnya.
Ia menegaskan, UMKM kerajinan yang menjadi pendukung bagi industri mebel juga dapat memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam kurun waktu setelah pandemi berlalu.
Dalam menghadapi berbagai tantangan seperti ketersediaan bahan baku, kebutuhan akan inovasi desain, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia, pemerintah terus berupaya menciptakan ekosistem usaha yang kondusif.
“Presiden Jokowi baru-baru ini merevisi Permendag, fenomena banyak kontainer yang macet 7.000. Pemerintah telah menyediakan market intelligence terintegrasi, akses informasi satu pintu untuk agregator ekspor, dan pembiayaan serta dukungan lainnya,” kata Menkop UKM.
Ditegaskannya, upaya-upaya ini diarahkan untuk memperkuat peran UMKM dan koperasi, dengan tujuan tidak hanya mengekspor bahan mentah tetapi produk jadi bernilai tambah tinggi yang dapat bersaing di pasar global.
Selanjutnya, pengembangan Indonesia Trading House (ITH) bertujuan memperluas jaringan pemasaran ekspor, menjadikan Indonesia sebagai hub perdagangan global.
“Kami bekerja sama dengan kadin dengan ITH walaupun juga tidak mudah. Dengan produk yang kaya akan keunikan desain dan corak budaya Nusantara yang dikombinasikan dengan sentuhan modern, kita memiliki kekuatan untuk memenangkan hati pasar internasional,” ucap Teten.
Indonesia memiliki sumber daya melimpah, dan keberagaman budaya. Kultur yang cukup kaya ini, kata MenKopUKM, mestinya yang menginspirasi keunikan produk dalam negeri.
Dalam konteks ini, ia mengajak semua stakeholder untuk mendukung Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022.
“Kebijakan ini, kita tidak hanya meningkatkan penggunaan produk lokal dalam proyek-proyek pemerintah seperti IKN, tetapi juga menginspirasi penggunaan lebih luas di berbagai sektor,” katanya.
Pemerintah, kata Menkop UKM, melalui KemenKopUKM berkomitmen sejak awal untuk mendukung pelaksanaan Indonesia International Furniture and Craft Fair (IFFINA) kembali sejak tahun lalu.
Hal ini bertujuan untuk mendukung pengembangan industri mebel dan kerajinan Indonesia berkelas dunia, dengan menciptakan ekosistem industri mebel dan kerajinan yang yang sesuai dengan potensi nasional dan kebutuhan ekspor.
“Diharapkan melalui rantai pasok yang kuat dan terintegrasi akan menjadi salah satu kata kunci untuk mendukung pengembangan bagi industri terkait,” ucap Teten.
Untuk itu, melalui pameran ini, pihaknya berharap dapat terbangun kemitraan yang lebih erat antara pelaku usaha furnitur Indonesia dengan mitra internasional, ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mendorong kemitraan global untuk memperkuat industri furnitur lokal.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mendukung bersama pelaksanaan IFFINA Indonesia Meubel & Design Expo 2024.
“Saya harap kegiatan ini dapat memicu pembentukan kemitraan strategis yang lebih kokoh, efisiensi rantai pasok yang lebih baik, dan peningkatan pemanfaatan produk-produk lokal, yang semuanya akan berkontribusi menguatkan fondasi ekonomi Indonesia,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengatakan, pada skala global dengan proyeksi permintaan yang mencapai 766 miliar dolar AS pada 2024 (berdasarkan Statista 2024).
Indonesia, kata Dedy, setidaknya bisa menggarap 1 persen pangsa pasar produksi industri furnitur atau mebel sebesar 7 miliar dolar AS. Untuk itu, dengan penyelenggaraan IFFINA 2024, diharapkan mampu menjadi pendorong bagi negara-negara anggota ASEAN lainnya.
“Untuk mencapai target tersebut, langkah Asmindo menggelar IFFINA mendorong pangsa pasar domestik dan mancanengara, sehingga dapat meningkatkan tumbuhnya ekosistem yang kondusif pada circle kedua di kawasan Asia Tenggara” ujarnya.
Tak hanya itu, penyelenggaraan IFFINA 2024 kata Dedy, diharapkan bisa mencapai target kenaikan 50 persen dari tahun lalu.
“Diharapkan mencapai 15 ribu pengunjung, dengan melibatkan 400 perusahaan dan lebih dari 41 negara. Tahun lalu IFFINA mencapai transaksi hingga 200 juta dolar AS, tahun ini semoga bisa mencapai transaksi 500 juta dolar AS,” kata Dedy.
Seiring dengan terus meningkatnya industri pariwisata dan perhotelan pascapandemi COVID-19, turut mendorong industri furnitur atau mebel di Indonesia. Hadirnya program pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga membawa angin segar bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan dalam negeri.
“Langkah konkret yang telah dilakukan oleh Asmindo, kami telah melakukan MoU dengan PT Bina Karya untuk mendukung pembangunan IKN dengan produk furnitur dan kerajinan anggota Asmindo yang mayoritas adalah UKM. Hal ini diharapkan mampu memperkuat UKM kita dan memajukan industri,” katanya.