JAKARTA, Indotimes.co.id – Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Italia, ENI secara resmi mengambil alih proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) dari Chevron. Ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Jual Beli Saham (Sales Purchase Agreement/SPA) Chevron Makassar Ltd (CML), Chevron Ganal Ltd (CGL) dan Chevron Rapak Ltd. (CRL) sebagai operator Proyek IDD kepada Eni Lasmo PLC (Eni), Selasa (25/7).
“Selamat kepada Chevron dan ENI untuk penandatanganan alih kelola proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) ini. Saya harap alih kelola ini dapat menjadi momentum yang baik untuk memastikan keamanan energi Indonesia di masa mendatang,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, usai menyaksikan secara virtual proses penandatanganan SPA tersebut.
Proyek IDD adalah proyek terintegrasi dari beberapa lapangan dan wilayah kerja di laut dalam Kutai Basin. Area tersebut dengan kedalaman mencapai 1.000-2.000 di bawah permukaan laut.
“Alih kelola proyek ini dari Chevron ke ENI, sangat krusial bagi Indonesia, mengingat proyek IDD diharapkan dapat mendorong produksi gas sampai 12.000 mmscfd pada tahun 2030,” ujar Arifin.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa proyek IDD telah dikembangkan dan memulai produksi dari lapangan Bangka sejak Agustus 2016. Selanjutnya, tahap pengembangan Gendalo Hub dan Gehem Hub.
“ENI sebagai operator baru proyek IDD diharapkan dapat melanjutkan proyek ke tahap dua. ENI memegang participating interest (PI) pada 12 Production Sharing Contract (PSC), 9 di antaranya adalah sebagai operator di proyek laut dalam dengan tahap eksplorasi dan pembangunan. Saya harap ENI dapat memperluas investasi di subsektor migas, terutama di wilayah timur,” tutur Arifin.
Akuisisi ini merupakan langkah penting bagi ENI, terutama untuk mempercepat pengembangan proyek gas Gendalo dan Gandang, bagian dari IDD di Ganal PSC, dekat dengan FPU Jangkrik, dengan perkiraan cadangan gas alam sekitar 2TCF. Ini juga merupakan tambahan bagi lapangan Gas Bangka yang telah berproduksi, penemuan Gehem dan Ranggas, serta potensi eksplorasi lainnya yang signifikan.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan apresiasinya kepada Chevron atas kontribusi yang signifikan di industri migas Indonesia.
“Chevron telah mengembangkan bisnisnya di Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Dari Riau Sumatera, hingga Kalimantan Timur. Saya harap Chevron dapat melanjutkan investasi dan kerja sama dengan Indonesia di sektor energi,” ungkap Arifin.