Genjot Proyek Ketenagalistrikan, Presiden Minta Penggunaan Gas Diprioritaskan

JAKARTA, Indotimes.co.id – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan proyek–proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

Peresmian proyek ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam penyediaan listrik yang lebih merata dan berkeadilan.

Presiden Jokowi dalam sambutannya mengungkapkan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) berkapasitas 500 MW tersebut berjalan sesuai dengan target waktu yang diberikan untuk Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero).

“Alhamdulillah semua sudah selesai berkapasitas 500 MW, kenapa semuanya dikerjakan sama, karena keluhannya sama di semua provinsi, kota, kabupaten yaitu kekurangan listrik, byarpet,” kata  Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers diterima di Jakarta, Sabtu (18/3/2017) malam.

Menurut Presiden, PLTG MPP dipilih karena massa pembangunnya lebih cepat dibandingkan pembangkit berbahan bakar batubara (PLTU) yang membutuhkan waktu 4-5 tahun. “Kalau ini (PLTG MPP) bisa dikerjakan cepat,” ujarnya.

Baca Juga:  4 Tahun Kinerja Sektor KUKM Menumbuhkan Kewirausahaan yang Berdaya Saing

Selain itu, Presiden juga mengungkapkan kelebihan dari MPP yang bisa dipindah ke pulau atau kota yang sangat membutuhkan listrik.

“Misalnya di sini listriknya sudah melimpah, ini bisa dipindahkan ke pulau yang lain yang masih memerlukan, karena ini sifatnya mobile. MPP ini pakai gas, tapi sekarang masih pakai MFO,” kata Presiden.

Oleh sebab itu, Presiden memerintahkan kepada Menteri ESDM agar gas untuk pembangkit listrik seperti ini diberikan prioritas. “Jadi harganya bisa lebih efisien,” ujarnya.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menambahkan, saat ini kapasitas terpasang di Kalbar sebesar 550 MW, dan di tahun 2019 ditargetkan mencapai 1.100 MW.

Pada tahun 2021 ditargetkan bisa mencapai 1.300 MW, karena Power Purchase Agreement (PPA) sudah mulai difinalisasi.

“Jadi naik dari 550 MW menjadi dua kali lipat, dan juga ditargetkan 1.300 MW di tahun 2021,” ungkap Menteri Jonan.

Baca Juga:  Kewirausahaan dan Koperasi di Kalangan Pemuda Perlu Ditingkatkan

Selanjutnya, Menteri ESDM melaporkan status kelistrikan di Provinsi Kalimantan Barat terkait Gardu Induk, Trafo Distribusi, Jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah.

Total Gardu Induk saat ini sebesar 1.100 MVA (Mega Volt Ampere). Ditargetkan pada 2019 mencapai 1.400 MVA, karena mengimbangi kapasitas pembangkit, dan pada tahun 2021 menjadi 1.550 MVA.

“Selanjutnya, untuk Trafo distribusi, dari 721 MVA menjadi 769 MVA di tahun 2019 dan 802 MVA minimal pada tahun 2021. Ini yang penting, yaitu untuk jaringan tegangan menengah sekarang hanya 10.639 kilometer sirkuit (kms) menjadi 11.326 kms di tahun 2019 dan sebesar 11.729 kms pada tahun 2021. Untuk jaringan tegangan rendah, dari 12.337 kms menjadi 12.961 dan 13.854 kms di tahun 2021”, jelas Menteri Jonan.

Seperti diketahui, PLTG MPP) yang diresmikan berkapasitas 500 MW, tersebar di 8 lokasi yaitu di Jeranjang- Lombok (2 x 25MW) beroperasi sejak 27 Juli 2016,  Air Anyir- Bangka (2 x 25 MW) beroperasi sejak 13 September 2016, Tarahan- Lampung (4 x 25 MW) beroperasi sejak 29 September 2016, Nias (1 x 25 MW) beroperasi sejak 31 Oktober 2016, Pontianak (4 x 25 MW) beroperasi sejak 8 November 2016, Balai Pungut – Riau  (75 MW) beroperasi sejak 13 November 2016, Suge – Belitung (1x 25 MW) beroperasi sejak 22 November 2016, dan Paya Pasir Medan (75 MW) beroperasi sejak 9 Desember 2016. (Vin)

Baca Juga:  UKM Diminta Lebih Kompetitif di Era Digital