NEW YORK, Indotimes.co.id – Gerakan inovasi untuk koperasi dan UKM di Kulonprogo, DI Yogyakarta telah mendapatkan pengakuan dunia dalam forum PBB.
Pengakuan tersebut diberikan setelah Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo dilantik sebagai Special Member of ICSB Indonesia oleh Prof Kim Kichan, Honorary Founding Chairman of ACSB, President of ICSB 2015-2016 di Markas PBB New York, Minggu (13/5).
Bupati Hasto Wardoyo mewakili Asia akan berbicara bersama beberapa walikota lain di dunia dalam forum International Council for Small Business (ICSB) yang akan digelar di Kantor Pusat PBB pada 10-12 Mei 2018 dengan tema Humane Entrepreneurship.
Bupati Kulonprogo sekaligus diminta untuk berbicara terkait gerakan ekonomi kerakyatan dan pelayanan masyarakat yang dilakukan di wilayahnya.
Seiring dengan itu, berpidato pula dalam forum tersebut Walikota Comune Di Morigerati, Cono D’Elia (Italy) dan Walikota Quebec City, Regis Labeaume (Canada).
Hasto menegaskan gerakan inovasi di wilayahnya harus bisa menjadi contoh yang direplikasi di daerah lain karena sudah diakui dunia.
“Bahwa kita harus selalu kreatif dalam memajukan ekonomi kerakyatan dan melayani masyarakat,” katanya.
Ia berpendapat jika dalam bidang bisnis ada kemajuan maka tidak sekadar mencari dan memenuhi kebutuhan sebanyak-banyaknya keuntungan material akan tetapi harus mencapai nilai-nilai kemanusiaan secara luas.
“Maka dalam penyelenggaraan pemerintahan juga ada ‘new public management’ yang tidak sekadar bisa mewujudkan kesejahteraan secara material dengan banyaknya program tapi harus bisa membahagiakan masyarakat,” katanya.
Menurut dia, para pelaku bisnis tidak cukup dengan kehidupan sejahtera semata tetapi harus diserta dengan indeks kebahagiaan sebagai ukuran.
“Kami membangun di Kulonprogo dengan pola pikir tersebut sehingga pemberdayaan koperasi dan gotong royong menjadi pilar utama dalam membangun daerah,” katanya.
Dalam forum yang dihadiri perwakilan dari berbagai negara di dunia ia menyampaikan bahwa koperasi di Kulonprogo bahkan bisa menjalin kerja sama denga toko ritel modern. Bahkan ritel modern tidak mampu bersaing menyesuaikan diri dan diganti toko milik koperasi/rakyat dengan nama Toko Milik Rakyat (TOMIRA).
“Begitu juga saya sampaikan bahwa perusahasn rakyat seperti PDAM di Kulonprogo mampu membuat air minum dalam kemasan sendiri sebagai wujud air rakyat untuk rakyat,” katanya.
Selain itu untuk keperluan beras sejak 2014, Bulog tidak lagi memasok rastra ke Kulonprogo melainkan memberikannya dalam bentuk uang kepada petani, UMKM, gabungan kelompok tani, serta koperasi petani sebesar Rp47 miliar pertahun.
Kegiatan lain yakni pengembangan batik sebagai produk unggulan rakyat yang diwajibkan agar dikenakan oleh para siswa dan PNS di Kabupaten Kulonprogo.
“Gotong royong bedah rumah mampu mengatasi masalah tanpa serupiah pun dari APBD dan APBN. Gotong royong memang sakti,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia menyambut baik dengan disematkan namanya sabagai anggota anggota istimewa ICSB.
“Ini menjadi tanggung jawab baru bagi saya untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan lebih baik lagi di Kulonprogo tentunya, ini menambah motivasi yang tidak kecil bagi saya,” katanya.