Jakarta, Indotimes.co.id – Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) mengadakan acara Bedah Buku “Rekam Jejak Dua Periode ESDM: Menguak Masa Transisi 2000-2009” bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-5 PYC. Acara ini dihadiri secara daring oleh Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi yang memberikan kata sambutan. Dan Keynote Speaker oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial. Sedangkan, pengulas buku adalah Evita Legowo (Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM 2008-2012), Simon Sembiring (Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM 2004-2008), Rida Mulyana (Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM), dan Dadan Kusdiana (Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM) dengan moderator Luky A. Yusgiantoro (Pembina PYC).

Profesor Purnomo Yusgiantoro menulis buku “Rekam Jejak Dua Periode ESDM: Menguak Masa Transisi 2000-2009” untuk memberikan gambaran seluk-beluk serta perjalanan perkembangan sektor ESDM Indonesia, pada masa transisi di awal Orde Reformasi. Buku ini tidak hanya bermanfaat bagi praktisi energi untuk mempelajari isu strategis nasional, tetapi juga dapat menjadi referensi dari rekam jejak perjalanan ESDM selama dua periode (2000–2009). Acara bedah buku ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk memahami kondisi sektor ESDM pada masa transisi.

Baca Juga:  Sambut Ramadhan, BNI Salurkan 77.000 Paket Sembako

Acara ini dibuka oleh Ketua Umum PYC, Filda C. Yusgiantoro. Pada sambutannya, Filda menceritakan awal mula berdirinya PYC yang fokus pada bidang kebudayaan kemudian pengembangan ilmu pengetahuan. PYC akan mengadakan International Energy Conference pada 6-7 Oktober 2021 ini.

“Buku ini merupakan rekam jejak Bapak Purnomo Yusgiantoro ketika beliau menjabat Menteri ESDM tahun 2000-2009. Harapannya, buku ini dapat menjadi referensi terkait sektor energi di masa itu,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, upaya agar Indonesia lepas dari middle income, yaitu investasi dalam infrastruktur dan perlu adanya transfer teknologi. Selanjutnya, Ego Syahrial menyampaikan keynote untuk acara ini. Mengelola sektor energi dan mineral terutama pada masa transisi bukan hal yang mudah. Bapak Purnomo Yusgiantoro memiliki andil yang besar dalam hal ini. Banyak hal yang diinsiasi oleh Bapak Purnomo Yusgiantoro. Penerapan konversi minyak tanah ke LPG merupakan salah satu kebijakannya. Ego berharap Bedah Buku ini dapat menjadi referensi dan rekam jejak ESDM tahun 2000-2009.

Pembedah pertama adalah Simon Sembiring, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM tahun 2004-2008. Simon mengatakan bahwa buku ini memberikan gambaran terhadap masyarakat dalam sektor energi dari masa krisis di Indonesia sampai tahun 2009. Buku ini dapat merangkum secara jelas sektor energi pada masa penjajahan sampai Indonesia merdeka. Lebih lanjut, Simon menjelaskan bahwa perkembangan mineral dan batubara dipaparkan secara rinci dalam buku ini.

Baca Juga:  Menkop UKM Bersama Menpar Buka Sanur Village Festival 2019

Pembedah kedua adalah Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM. Ada suatu kesamaan pada masa ini dan masa transisi di buku tersebut. Pada masa ini, transisi konvensional ke transisi energi yang lebih bersih. Buku ini memberikan pesan untuk masa kini dan masa depan. Buku ini juga memberikan pandangan dalam penyusunan Undang-Undang Energi. Ke depan, EBT akan menjadi sentral dari pengembangan energi.

Pembedah ketiga adalah Evita Legowo, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM 2008-2012. Buku ini menyampaikan sekumpulan fakta, peristiwa, dan data di Kementerian ESDM selama kurun waktu 10 tahun. Minyak dan gas bumi masih merupakan sumber energi yang penting. Di masa transisi saat ini, yang secara perlahan harus beralih ke energi baru terbarukan, minyak dan gas bumi masih diperlukan. Pentingnya minyak dan gas bumi juga diulas dalam buku ini. Dengan dituliskannya isu-isu strategis terkait migas dalam buku ini, diharapkan masyarakat dapat mengerti lebih baik tentang kondisi yang terjadi.

Baca Juga:  Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik, Penyandang Disabilitas Berjuang Hadapi Pandemi

Pembedah keempat adalah Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM. Secara substansi, Rida mengapresiasi terbitnya buku ini. Tantangan di ketenagalistrikan saat ini adalah adanya kesenjangan timur dan barat. Tantangan selanjutnya adalah saat ini energi masih didominasi oleh batubara. Sedangkan dunia menuntut penggunaan energi yang lebih bersih. Buku ini menjelaskan orientasi ke depan yang berguna untuk menjawab tantangan jaman.

Acara diakhiri dengan sambutan penutup oleh Purnomo Yusgiantoro. Buku ini ada dua volume yaitu Rekam Jejak 2 Periode berisi tulisan dan yang lainnya berisi foto dokumentasi. Dalam penulisan buku ini dilakukan review oleh beberapa ahli di masa transisi. Pada awalnya, buku ini berjudul Jas Merah (Jangan sekali-sekali melupakan sejarah), namun atas saran dari reviewer, judul akhir yang dipilih adalah Rekam Jejak.