JAKARTA, Indotimes.co.id – Dewan Pengawas Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) Inka B. Yusgiantoro mengatakan, Indonesia memerlukan dana sekitar US$ 30 – 110 miliar untuk mewujudkan transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di dalam negeri.
“Pembiayaan multilateral menjadi kunci utama untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia. Kita dapat mengintegrasikan pembiayaan multilateral dengan model Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebagai alternatif inovatif yang bermanfaat menuju masa depan energi berkelanjutan,” ujar Inka saat memimpin sesi diskusi bertajuk Optimizing Multilateral Collaboration and Public-Private Partnership (PPP) to Boost Energy Transition Financing in ASEAN pada Konferensi Energi Internasional 2023 yang diselenggarakan Purnomo Yusgiantoro Center di Hotel Luwansa, Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Konferensi dwitahunan yang digelar pada 15-16 September 2023, dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dihadiri Pendiri PYC sekaligus mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Ibu Lis Yusgiantoro, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Mendikbudristek), Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Republik Indonesia (RI) Dato’ Syed Md Hasrin Tengku Hussin, dan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dan para peserta konferensi baik dari dalam maupun luar negeri.
Para pembicara pada sesi Optimizing Multilateral Collaboration and Public-Private Partnership (PPP) to Boost Energy Transition Financing in ASEAN adalah David Elzinga, Principal Energy Specialist (Climate Change), Asian Development Bank (ADB), Grant Hauber (hadir secara daring), Strategic Energy Finance Advisor, Institute for Energy Economics & Financial Analysis (IEEFA), Pradana Murti, Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), dan Slamet Rona Ircham, Management Advisor, Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian Keuangan RI.
Inka menyebutkan, pembiayaan yang dibutuhkan Indonesia dalam prosesi transisi energi, mencakup pengakhiran dini operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara serta membangun pembangkit energi terbarukan.
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI selaku country platform energy transition mechanism (ETM) akan menjadi lembaga di bawah Kementerian Keuangan, yang akan mengelola pendanaan terkait transisi energi di Indonesia.
Ada pun sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), komersial/INA sovereign wealth funds, Just Energy Transition Partnership (JETP), filantropi, bilateral/multilateral development finance, climate finance, dan impact fund..
“Tidak mudah mendapatkan sumber pendanaan yang diperlukan. Ada term and condition yang harus dipenuhi,” jelas Inka.