JAKARTA, Indotimes.co.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) fokus pada pembangunan ketenagalistrikan pada 2.500 desa yang masih belum terlistriki.
Hal ini sejalan dengan pemerataan pemenuhan kebutuhan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, saat ini akses listrik masyarakat di Indonesia belum merata. Terdapat 2.500 desa yang belum teraliri listrik.
“Listriknya belum masuk sama sekali, fokus ke 2.500 desa yang tidak ada listrik sama sekali. Pemerataan itu penting,” kata Jonan di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Menurut Jonan, belum meratanya akses listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi masing-masing provinsi yang berbeda-beda.
Misalnya, rasio elektrifikasi di Provinsi Papua masih 46,47 persen. Artinya, lebih dari separuh rumah tangga belum menikmati listrik.
Sementara Pulau Jawa rata-rata telah berada di atas 90 persen.
Hingga September 2016, realisasi rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai 89,86 persen dan di akhir 2016 akan mencapai 90,15 persen.
“Mengingat ketersediaan listrik harus merata secara nasional, perlu percepatan melistriki daerah-daerah yang masih belum terlistriki,” ujarnya.
Untuk mewujudkan peningkatan rasio elektrifikasi di 2.500 desa tersebut, Menteri ESDM meluncurkan Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2016 tentang Percepatan Elektrifikasi di Perdesaan Belum Berkembang, Terpencil, Perbatasan, dan Pulau Kecil Berpenduduk melalui Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Skala Kecil.
Menurut dia, peraturan ini membuka peluang bagi investor swasta untuk menggarap infrastruktur listrik di 2.500 desa tersebut.
Dia menambahkan, pembangkit listrik bakal menggunakan kearifan lokal. “Contohkan listrik bisa berasal dari tenaga surya atau mikro hidro,” katanya. (Ram)