PANGKAL PINANG, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengapresiasi keberhasilan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam membangun dan mengembangkan kehidupan koperasj dan UMKM di wilayahnya.
“Apa yang sudah dilakukan Sri Sultan itu bisa kita jadikan pelajaran berharga dalam memajukan koperasi dan UMKM di daerah lainnya,” ungkap Puspayoga saat membuka acara Rakornas Bidang Koperasi dan UMKM, di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Kamis (2/5) malam.
Di acara yang dihadiri Sri Sultan, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman, dan seluruh kepala dinas yang membidangi koperasi dan UMKM (provinsi, kabupaten, dan kota) di seluruh Indonesia, Puspayoga menekankan pentingnya pengembangan koperasi dan UMKM, khususnya bagi provinsi Babel yang sedang getol membangun sektor pariwisata.
“Pariwisata takkan tumbuh tanpa dukungan sektor koperasi dan UMKM. Begitu juga sebaliknya, koperasi dan UMKM tidak bisa berkembang tanpa hadirnya sektor pariwisata,” kata Puspayoga.
Bagi Puspayoga, sektor pariwisata dengan koperasi dan UMKM merupaka dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. “Keberadaannya sama-sama saling mendukung dan saling menguntungkan,” ujar Menkop.
Oleh karena itu, Puspayoga berharap di ajang Rakornas ini seluruh jajarannya harus memahami posisinya sebagai pembuat regulasi dan kebijakan. “Dalam sinergitas antara pusat dan daerah, kita harus membuat kebijakan dan regulasi yang bisa memudahkan implementasi di lapangan, bukan untuk menyulitkan,” katanya.
Menkop pun meminta masukan, saran, tentunya kritik dari seluruh daerah, agar bisa melakukan sinergitas program dan kebijakan dalam mengembangkan koperasi dan UMKM di Indonesia.
“Tanpa masukan dan saran dari daerah, Kemenkop dan UKM tidak memiliki arti apa-apa. Terlebih lagi dalam program Reformasi Total Koperasi yang sudah berjalan efektif di daerah-daerah,” ujar Puspayoga lagi.
Sementara itu, dalam testimoninya, Sri Sultan menjabarkan, langkah pertama yang dilakukan pemerintahannya dalam adalah verifikasi ulang terhadap koperasi dan mendata ulang UKM di Yogyakarya.
“Agar kebijakan tepat sasaran, kita harus memiliki database KUMKM, mana yang orientasi ekspor, pasar regional, dan mana yang pasar lokal. Karena, dari tiga kategori tersebut, memiliki pola pembinaan yang berbeda,” papar Sri Sultan.
Sementara bagi koperasi yang sudah tidak aktif, Sri Sultan menyebutkan tak ada pilihan lain selain membubarkannya atau dinyatakan pailit.
“Karena, hal itu sangat terkait dengan kebijakan kita dalam mengembangkan sektor pariwisata. Dengan pembubaran koperasi, maka tidak akan ada lagi koperasi yang kita bina atau bantu ada yang mati. Kualitas koperasi yang harus kita kedepankan,” ujar Sri Sultan.
Sri Sultan menyebutkan, pengembangan sektor pariwisata dengan koperasi dan UMKM, tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Awalnya, Sultan membangun ketersediaan sarana air bersih dan air minum di desa-desa. “Kita mencoba mengembangkan kecamatan sebagai pusat pertumbuhan, lalu diikuti pengembangan potensi yang dimiliki desa,” kata Sri Sultan.
Menurut Sri Sultan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 5-6 tahun dengan membangun 983 kelompok masyarakat desa, dimana sarana penunjangnya dikelola koperasi atau BUMDes.
“Bila di desa tersebut ada potensi wisata, kita akan bantu melalui APBD, sehingga desa bis tumbuh. Kita terus memotivasi masyarakat agar menjadi subjek pembangunan, bukan menjadi objek,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan mengakui, setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda. Dia mencontohkan pengembangan Desa Gedang Sari, Gunung Kidul, dengan mengembangkan produk khas batik. Di wilayah desa itu juga disiapkan sarana wisata Flying Fox dari Jerman seharga Rp1,5 miliar yang memiliki panjang tak kurang dari 563 meter.
“Dampaknya, sektor wisata di Desa Gedang Sari berkembang pesat. Dari Flying Fox saja bisa menghasilkan Rp70 juta perbulan bagi kas desa. Itu jumlah besar bagi level desa,” kata Sri Sultan lagi.
KEK Pariwisata
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman menganggap bahwa gelaran Rakornas ini sangat penting dan strategis, terutama dalam mensinergikan program dan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan koperasi dan UKM. “Sebagai provinsi baru, kami ingin banyak belajar dari daerah lain yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan koperasi dan UMKM,” kata Erzaldi.
Selain itu, Erzaldi juga menganggap gelaran akbar Rakornas ini menjadi momentum bagi daerah, khususnya bagi Babel, dalam mengembangkan koperasi dan UMKM. “Terlebih lagi, kami memiliki misi mengembangkan ekonomi lokal berbasis ekonomi bahari,” ujar Gubernur Babel.
Untuk itu, lanjut Erzaldi, Provinsi Babel sudah melakukan transformasi dari sektor pertambangan (mining) menuju pengembangan sektor pariwisata (tourism). “Membangun sektor pariwisata takkan lepas dari eksistensi koperasi dan UMKM sebagai unsur strategis dan amat penting,” ujar Erzaldi.
Erzaldi pun mengungkapkan, wilayah Babel bakal memiliki tiga Kewasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata sebanyak tiga daerah. Salah satunya, Tanjung Gunung di atas lahan seluas 300 hektar yang memiliki keindahan pegunungan, pantai dan pulau-pulau kecil. “Ke depan, kita akan memperbanyak event-event nasional dan internasional di Babel sebagai ajang promosi keindahan wisata di wilayah Babel,” papar Erzaldi.
Gubernur Babel menyebutkan, wilayahnya memiliki sekitar 1000 pulau, dimana 500 pulau diantaranya sudah diberi nama, sementara 50 pulau sudah berpenghuni. “Banyaknya pulau tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi kami untuk mengembangkan potensinya. Selain menjadi tantangan, juga menjadi keberkahan bagi kami karena memiliki keindahan alam dari Kepulauan Babel. Tak hanya itu, kita juga memiliki aneka kulinrt khas asal Babel yang bisa dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata,” kata Erzaldi.
Oleh karena itu, Erzaldi berharap dari Rakornas Koperasi dan UMKM 2019 ini akan melahirkan kesepakatan dan kebijakan bagi kemajuan koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia. “Apalagi, ke depan, kami akan fokus dalam mensejahterakan masyarakat koperasi dan UMKM di wilayah Babel,” kata Gubernur Babel.