SUKABUMI, Indotimes.co.id – Program pelatihan kewirausahaan yang sudah bergulir bagi 500 santri di Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Cisaat, Sukabumi, tidak akan berhenti sampai disitu saja. Akan ada program lanjutan, yaitu pemberdayaan kewirausahaan bagi para santri di sana.
“Setelah pelatihan kewirausahaan, akan kita kaji dan evaluasi untuk langkah selanjutnya, yaitu program pemberdayaan kewirausahaan berbasis koperasi. Intinya, kita menerapkan program pelatihan berkelanjutan,” ungkap Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Kamis (21/9).
Dalam perbincangan ringan dengan Pimpinan Ponpes Al-Masthuriyah KH Abdul Aziz Masthuro didampingi Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta dan pengelola BUMR Pangan Sukabumi Luwarso, Puspayoga mengatakan bahwa dalam tahap pemberdayaan akan lebih dikembangkan ke arah pengelompokkan para santri ke dalam kelompok-kelompok sektor usaha yang akan digeluti.
“Dalam tahap awal baru dilatih secara umum. Potensinya apa akan kita petakan terlebih dahulu dan akan kita arahkan kemana. Setelah itu, baru membentuk kelompok usaha yang diminati, dan mereka akan dimasukkan ke dalam wadah koperasi,” kata Puspayoga.
Bagi Kemenkop dan UKM, program pelatihan sebagai upaya untuk mendorong jiwa berwirausaha para santri. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan santri bisa menjadi ikon pengembangan ekonomi kerakyatan di wilayahnya.
“Kita akan terus menerus mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pesantren. Kita akan lakukan di seluruh Indonesia,” kata Menkop dan UKM.
Para santri tidak hanya diajarkan tentang nilai-nilai agama di dalam kehidupan pesantren. Tetapi yang penting, menanamkan jiwa wirausaha agar kelak menjadi seorang pengusaha yang handal, santri bisa mengabdikan diri bagi masyarakat.
Setelah berkembang sukses menjadi wirausaha, para santri selanjutnya disarankan masuk ke dalam koperasi, dengan maksud supaya mudah mendapatkan akses permodalan, dan pemasaran. Apalagi sedang dibentuk badan usaha milik rakyat (BUMR) yang ke depan bisa saling bersinergi.
Sebelumnya, pada akhir Agustus lalu, Puspayoga sudah menyerahkan akta koperasi kepada delapan koperasi di Sukabumi, yakni Koperasi Marlina Jayabina Nusantara, Koperasi Merdeka Karya Sejahtera, Koperasi Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Karya Amanah, Koperasi Pondok Pesantren Amal Islami, Koperasi Assalafiyyah Berkah Abadi, Koperasi Az Zain Jaya Cibalung, Koperasi Al-Mumtaz Abadi Cikidang, serta Koperasi Nurul Huda Saudagar Muslim.
Sedangkan bantuan pemerintah bagi Wirausaha Pemula diberikan Puspayoga kepada empat pelaku UKM, yakni Muhamad Anwar (usaha konveksi), Lia Awalia (usaha produksi kue), Wang Beni Ibrahim (usaha kuliner), dan Dinda Ramadani (usaha kuliner). Masing-masing mendapatkan bantuan modal dari Kemenkop dan UKM sebesar Rp13 juta.
“Kita pelatihan, kita seleksi, baru kita berikan modal awal, biasanya Wirausaha Pemula dikasih kredit tidak bisa cicil, makanya diberikan bantuan untuk modal. Tapi, kalau sudah jalan nanti diberikan kredit untuk maju,” kata Menkop dan UKM, saat itu.
Sedangkan Mohammad Fikri, pengurus Koperasi Ponpes Amal Islami merasa bersyukur ditetapkan sebagai salah satu penerima akta koperasi dari Kemenkop dan UKM. Manfaat dari akta koperasi ini, menurut dia legalitas usaha mereka sudah terjamin, bisa dengan mudah mendapatkan bantuan pemerintah, serta dapat dengan mudah mengajukan pinjaman modal ke bank.
“Ini sangat bermanfaat bagi kami apalagi fungsi Pondok Pesantren untuk mengembangkan potensi usahanya di Ponpes itu sendiri,” katanya. (chr)