Kemenkop Benahi UMKM Korban Tsunami di Lampung Selatan

LAMPUNG, Indotimes.co.id – Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Abdul Kadir Damanik mengatakan, untuk pemulihan ekonomi di wilayah bencana tsunami di Selat Sunda dan Lampung perlu keterlibatan pelaku usaha besar dalam memfasilitasi dan menggugah para pelaku usaha kecil supaya kembali bangkit dan berkembang.

“Oleh karena itu, kami menggandeng Chandra Superstore. Sehingga, peluang untuk merangkul usaha kecil ini tetap terpelihara,” kata Damanik, pada acara pelatihan vocational pasca tsunami Selat Sunda dan kemitraan usaha di wilayah Lampung Selatan dalam keterangannya, Rabu (13/2).

Di depan 155 orang peserta pelatihan, Damanik menekankan pentingnya program restrukturisasi usaha KUMKM pasca bencana tsunami di sana.

“Wilayah yang terdampak tsunami harus segera dibangkitkan kembali dalam hal kehidupan perekonomiannya. Yaitu, dari aspek usahanya. Sebab, bila tidak segera dibangkitkan, maka akan susah keluar dari zona traumatik yang membekas di benak para korban,” ujar Damanik.

Baca Juga:  Sidang Komisi AMDAL, Pemda Bojonegoro Dukung Peningkatan Produksi Blok Cepu

Damanik mengakui, program-program pelatihan ini sengaja menyasar ke Lampung Selatan dimana wilayah ini juga menjadi titik terparah tsunami Selat Sunda. “Penting untuk memberikan bimbingan dan pelatihan terhadap pelaku usaha di sini,” kata Damanik.

Menurut Damanik, ratusan pelaku usaha yang sebagian diantaranya merupakan korban tsunami difokuskan untuk menimba ilmu berupa bimbingan penerapan aplikasi sistem peringatan dini, temu mitra KUMKM dengan usaha besar, pelatihan vocational pada daerah pasca bencana, yang difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Lampung Selatan yang diwakili Staf Ahli Politik Hukum dan Pemerintahan Priyanto Putra mengatakan, Kabupaten Lampung Selatan memiliki banyak UKM potensial. Diantaranya, di daerah yang terdampak tsunami Selat Sunda.

“Oleh sebab itu, Pemda harus terus mendorong KUMKM untuk bisa berkembang dan menghasilkan produk-produk unggulan daerah yang bisa dikenal luas tidak hanya di Lampung, tetapi secara nasional dan internasional. Harapan saya melalui kegiatan ini bisa kembali membangkitkan KUMKM, khususnya di daerah bencana tsunami,” jelas dia.

Baca Juga:  50 Wirausaha Terpilih Entrepreneur Development 2023 Siap Berkolaborasi dengan Mitra Strategis

Sementara Manager Umum Chandra Superstrore AR Suparno menilai, pemerintah mengambil langkah tepat dan tanggap untuk merestrukturisasi KUMKM pasca tsunami.

“Saya menilai, bimbingan-bimbingan semacam ini mesti berkesinambungan atau berkelanjutan di bidang kemitraan usaha,” ujar Suparno.

Bagi Suparno, program seperti ini harus berkelanjutan dari sisi pembinaan Pemda agar usaha mereka berkembang. “Dari beberapa produk lokal hasil olahan UMKM Lampung Selatan, ada beberapa produk yang dinilai masuk standar Chandra Superstore untuk dapat dipasarkan. Salah satunya olahan pangan berbahan hasil bumi setempat yakni pisang untuk diolah menjadi Pisang Wingko,” ungkap Suparno.

Hanya saja, Suparno berharap akan lebih baik lagi apabila pengemasan dan tampilannya diperbaiki lagi.

“Over all standarisasi lainnya semuanya sudah masuk kriteria untuk bersaing di pasaran,” katakata Sup.

Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lampung Selatan Noviar Akhmal mengatakan, daerah harus mau melakukan jemput bola agar geliat UMKM di Lampung Selatan kembali hidup dan bergairah lagi. Sebab, kondisi krisis pasca tsunami harus segera dilewati.

Baca Juga:  Penyaluran Kredit BNI Terus Alami Peningkatan

“Itu kenapa kami jemput bola ke Kementerian Koperasi dan UKM agar pelaku usaha dan warga yang terkena dampak langsung Tsunami bisa move on kembali,” ujar Noviar.

Dengan pelatihan tersebut, para pelaku koperasi dan UMKM sebagai peserta pelatihan di Kabupaten Lampung Selatan ini mengaku lebih tergugah dengan apa yang ditularkan oleh pengusaha sukses sekelas Chandra Superstore.

“Dalam bidang koperasi dan UMKM, ilmu semacam ini sangatlah berguna dan bermanfaat untuk mengembangkan usaha yang sedang digeluti. Tetapi, kalau bisa pembinaan dari tingkat daerah tetap berkelanjutan agar semangat berwirausaha tetap terjaga,” kata Hasanuddin (42 tahun), salah seorang pelaku usaha asal Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan.