JAKARTA, Indotimes.co.id – Pameran Kriyanusa yang diselenggarakan sejak 26 hingga 30 September 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, kembali menggelar fashion show yang memamerkan produk tenun dari berbagai daerah, diantaranya Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, pada Sabtu (29/9).
Fashion show kali ini dihadiri langsung oleh Ketua Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional), Mufidah Jusuf Kalla, Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Bintang Puspayoga, Ketua Bidang Daya Saing Produk Dekranas, Yanti Airlangga, dan para Ketua Dekranas Daerah (Dekranasda).
Dalam fashion show tersebut beberapa produk fashion unggulan berbahan tenun ditampilkan, diantaranya yaitu Tenun Sasirangan dari Provinsi Kalimantan Selatan oleh Indira Hadi, Tenun Badong dari Kalimantan Timur oleh Siswa Sekolah Fashion IKJ, Tenun Sintang dari Kalimantan Barat oleh Wieke Dwiharti, Tenun Tanimbar dari Maluku Tenggara Barat oleh Sofie, Tenun Mandar dari Sulawesi Barat oleh Neera Alatas, dan Oh Boutique oleh Otty.
Sebagai Dewan Pengawas LLP-KUKM (Smesco Indonesia) yang merupakan BLU Kemenkop dan UKM, Samuel Wattimena mengungkapkan, Fashion Show tenun nusantara yang digelar di hari keempat Pameran Kriyanusa tersebut bertujuan untuk memperkenalkan produk nusantara kepada generasi milenial, dan memberikan peluang kepada mereka untuk berkarya dengan kain tenun nusantara.
“Memperpanjang waktu existensi kain nusantara, dan sebuah bukti nyata bahwa produk etnic nusantara mampu masuk ke selera milenial,” jelas Samuel.
Di samping kemeriahan fashion show yang berlangsung di pusat pameran, para UKM yang difasilitasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam pameran tersebut, mengaku beruntung karena mendapat kesempatan untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat.
Hal tersebut diutarakan Astho Setyo, salah satu UKM kerajinan tas kulit tanpa jahitan ramah lingkungan dengan brand Janedan yang sudah ke sekian kali difasilitasi Kemenkop dan UKM untuk mengikuti pameran.
“Dengan pameran ini jadi bisa menjelaskan kepada pecinta produk kami. Mereka bisa bertemu dengan saya langsung foundernya. Karena tujuan pameran kan memperkanalkan produk,” tutur Astho.
Sementara itu, Samuel mengungkapkan bahwa dalam Pameran Kriyanusa tersebut, Kemenkop dan UKM memberi kesempatan kepada 14 UKM untuk memamerkan produk di booth Kemenkop dan UKM, dan 14 UKM di booth Smesco Indonesia. Adapun, fasilitas pameran yang diberikan kepada 24 UKM tersebut diantaranya yaitu biaya booth selama 5 hari atau selama pameran berlangsung, biaya dekorasi, dan promosi produk.
Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, sebagaimana diungkapkan Samuel, para UKM telah melalui proses kurasi yang menjadi persyaratan dari Kemenkop dan UKM dan juga Smesco Indonesia.
Sementara proses kurasi yang ditangani langsung oleh Samuel, dimulai dengan melihat keberagaman produk UKM, kemudian pemahaman UKM terhadap produknya mulai dari hulu hingga ke hilir.
“Maksudnya, mereka memahami keberadaan bahan baku sebagai hulunya. Lalu hilirnya, mereka mampu mendesain berdasarkan permintaan pasar,” ujar Samuel.
Selain itu, para peserta pameran yang difasilitasi Kemenkop dan UKM juga harus mengirimkan surat-surat perizinan usaha dan formulir keikutsertaan dalam pameran selama 5 hari.
Dari proses kurasi yang mengutamakan keberagaman produk tersebut, Samuel berharap, konsep One Stop Shopping Exhibiton terjadi dalam pameran. “Jadi nantinga kalau dia mampir di booth, nomor 1, dia bisa berlanjut ke booth nomor 14 untuk memenuhi kebutuhan berbelanjanya,” kata Samuel.