TANGERANG SELATAN, Indotimes.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM mendorong pemasaran produk sayuran hidroponik yang dikembangkan koperasi dan usaha mikro dapat memasuki pasar modern serta perluas penjualan melalui online.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan, pengembangan usaha hidroponik selama ini terkendala aspek pemasaran sehingga ikut menghambat produksi secara keseluruhan.
Sebab usaha hidroponik terkadang mengalami masalah over supply produksi karena sulit memasarkan produk sayurannya.
“Dalam pengembangan hidroponik seperti lahan dan cuaca tidak ada masalah. Tapi inti permasalahan adalah segi pemasaran. Untuk itu, produk harus dikemas lebih bagus sehingga orang tertarik untuk membelinya,” kata Agus Muharram saat meninjau Kebon Hidroponik Omega yang dikembangkan Koperasi Omega di Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Minggu (7/5/2017).
Turut hadir dalam acara tersebut Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian Christina Agustin, Asisten Deputi Simpan Pinjam Ahmad Husein, Asisten Deputi Tata Laksana Toto Sugiono, Ketua Koperasi Omega Adi Patria, Direktur Pelaksana Kebon Hidroponik Omega Tri Mulyani dan Ketua Bisnis Development Koperasi Omega Syahrudin.
Untuk itu, Agus Muharram mengingatkan agar pelaku koperasi memanfaatkan sarana dan prasarana berupa teknologi informasi yang tidak mahal sebagai media promosi dan pemasaran produk.
“Untuk marketing, sekarang sarana dan prasarana tidak mahal. Kita punya e-Commerce atau koperasi bisa secara cepat pasarkan online seperti di Nurbaya online dan lainnya,” ujar Agus Muharram.
Dengan demikian, pelaku usaha harus mengenalkan produk secara terus menerus ke masyarakat seperti produk hidroponik omega.
Selanjutnya, kata Agus Muharram, ketika pesanan produk banyak berdatangan maka harus bisa dilayani secara tepat dan cepat. “Jangan hanya baru 2 dan 3 produk yang dibeli atau dipesan ada, tapi kalau banyak harus menunggu lama. Biasanya, di situlah kelemahan UKM kita. Ini harus diperbaiki,” kata Agus Muharram.
Agus Muharram menyarankan selain disain kemasan yang menarik, juga perlunya ada keterangan dalam kemasan serta memiliki hak merek Omega dan telah terdaftar di Kementerian Kesehatan sehingga menambah nilai jual.
“Jadi dengan kemasan menarik dan dipromosikan dengan baik, maka investor dan pembeli pasti akan datang. Jadi, kalau beli sayur, ingat omega,” katanya.
Agus Muharram menambahkan, Koperasi Omega bisa mencoba mengakses pendanaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB KUMKM). “Ini bisa dimasukan dalam bisnis plan untuk peroleh pinjaman dari LPDB dan lainnya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Omega Adi Patria mengatakan, modal dan lahan tidak terlalu besar dalam bisnis hidroponik.
Teknik budidaya tanaman yang mengandalkan air dan nutrisi yang dikembangkan Koperasi Omega tersebut telah memiliki 30 kompartemen dengan target produksi mencapai 150 kemasan per hari seharga Rp 5.000. Sedangkan pendapatan sebesar Rp 750.000 per hari atau Rp 22.500.000 per bulan.
“Total investasi sebesar Rp 225 juta dan sudah panen sejak Oktober tahun lalu,” kata Direktur Pelaksana Kebon Hidroponik Omega Tri Mulyani.
Koperasi Omega saat ini memiliki 5 plasma hidroponik yaitu selain di Jalan Kayu Gede 2 Akses Graha Bintaro, Kota Tangsel, ada di Cipayung, Cileduk, Punclut, Bandung dan Kota Bandung.
Tri Mulyani menambahkan, Kebon Hidroponik Omega menanam tanaman selada, kangkung, sawi batang putih, caisim, pakcoy dan bayam.
“Kami juga menyediakan delivery order dengan harga terjangkau dan berkualitas,” katanya.