JAKARTA, Indotimes.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitasi kepada 18 KUKM potensial ekspor dengan total stand seluas 162 m2 untuk berpartisipasi dalam Trade Ekspor Indonesia (TEI) 2018 yang akan berlangsung 24-28 Oktober di ICE BSD Tangerang.
“Sekarang kami sedang melakukan proses seleksi dan kurasi pada 85 KUKM yang telah lolos seleksi awal,” ujar Plt Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kemenkop dan UKM Herustiati di sela acara Bimbingan KUKM Potensial Ekspor dan Kurasi Calon Peserta TEI 2018 di Jakarta, Senin (15/10).
Herustiati mengatakan, fasilitasi yang diberikan bertujuan memperluas jaringan pemasaran produk KUKM khususnya yang potensial ekspor.
“Perluasan ekspor produk KUKM ini diharapkan bisa membantu pencapaian target kontribusi ekspor non migas dari KUKM pada 2018 sebesar 20 persen, atau meningkat dibanding 2017 yang tercatat 16,5 persen,” kata Heru.
Dalam hal ini Kemenkop dan UKM terus melakukan upaya dalam pemberdayaan KUKM orientasi ekspor dengan cara antara lain fasilitasi promosi melalui pameran dalam dan luar negeri, pendampingan KUKM dalam hal e-commerce.
Selain itu, memberikan bimbingan teknis tata cara dan mekanisme ekspor. Kemenkop dan UKM juga, mendampingi KUKM untuk memperkuat branding sebelum memulai ekspor melalui fasilitasi pendaftaran merek.
Heru mengatakan, masalah mendasar yang dihadapi oleh KUKM dalam memulai ekspor adalah, pembiayaan, kapasitas produksi, kemampuan akses pasar yang relatif masih rendah, keterbatasan informasi pasar, dan semakin ketatnya persaingan usaha di dalam dan luar negeri.
“Penyelenggaraan TEI 2018 merupakan salah satu peluang untuk terus meningkatkan ekspor sehingga ekonomi dapat terus tumbuh. Apalagi di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China, kita harus dapat melihat dan memanfaatkan setiap peluang untuk mendorong ekspor,” tambahnya.
Sementara itu, Samuel Wattimena, kurator yang menyeleksi KUKM binaan Kemenkop dan UKM untuk ikut dalam TEI 2018 mengatakan, setidaknya ada lima faktor yang harus dimiliki KUKM untuk bisa menembus pasar ekspor.
Pertama, kesiapan KUKM itu sendiri untuk melakukan ekspor. Kedua, KUKM yang berkeinginan melakukan ekspor harus mengetahui krakteristik pasar/negara yang dituju. Ketiga, KUKM harus menguasai hulu sampai hilir produknya misalnya kesinambungan pasokan bahan baku dan maintenance kualitas produk.
Keempat, untuk negara tujuan ekspor Eropa dan AS dan sebagian Asia, KUKM eksportir harus paham dan memilih ekspor itu ditujukan buat musim apa di negara yang dituju. Kelima, memahami regulasi/aturan yang ada di negara tujuan ekspor.
“Dengan memahami faktor-faktor diatas, KUKM tak perlu grasa-grusu atau terburu-buru untuk ikut pameran ekspor ke luar negeri. Lihat dulu apakah pameran ekspor itu sesuai dengan karakteristik produk yang dihasilkan KUKM,” tambahnya.
TEI 2018 sendiri menargetkan jumlah transaksi 1,5 miliar dollar AS atau setara Rp 22,3 triliun, atau naik dibandingkan 2017 yang tercatat 1,1 miliar dollar AS setara Rp 16,3 triliun.
TEI 2018 juga menargetkan partisipan sebanyak 1.100 peserta yang meliputi produsen, eksportir, serta pemasok produk barang dan jasa Indonesia yang memiliki keinginan memperluas pasar ke kancah internasional.
Sejauh ini telah tercatat 2.753 permintaan terhadap berbagai kategori produk Indonesia pada TEI 2018. Permintaan terbesar adalah untuk produk manufaktur dan jasa, furnitur, dekorasi, dan perabotan taman, industri kreatif; makanan dan minuman, fesyen, gaya hidup, dan kecantikan, industri strategis, serta investasi dan jasa.