Kemenkop Tingkatkan Ketahanan Usaha Bagi KUMKM

YOGYAKARTA, Indotimes.co.id – Potensi rawan bencana di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi, termasuk di wilayah Provinsi D.I.Yogyakarta yang telah beberapa kali terjadi musibah meletusnya gunung Merapi, gempa bumi, banjir bandang yang semuanya mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan kerugian material lainnya, termasuk usaha para koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (KUMKM).

“Sehingga Kementerian Koperasi dan UKM berupaya, agar pelaku usaha khususnya di wilayah Yogyakarta dapat terus mempertahankan usahanya meski dilanda bencana,” kata Asisten Deputi Perlindungan Usaha, Kementerian Koperasi dan UKM Sutarmo, pada acara Bimbingan Teknis Ketahanan Usaha KUMKM di wilayah rawan bencana, di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (24/4).

Di depan peserta 40 orang UMK dari berbagai sektor usaha, Sutarmo menyebutkan, program antisipasi/mitigasi resiko bencana harus dilakukan berbagai Kementerian/Lembaga, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM.

“Tujuan dari Bimtek untuk mengurangi resiko usaha agar dampak bencana bagi KUMKM dapat diminimalisir,” kata Sutarmo.

Baca Juga:  Kolaborasi BUMN, PLN-Pupuk Indonesia Gandeng ACWA Power Bangun Integrated Green Hydrogen dan Green Ammonia

Output dari kegiatan ini diantaranya memperoleh semangat berusaha kembali bagi KUMKM yang terdampak bencana, memperoleh kiat-kiat bagaimana mempertahankan bisnis di kala terjadi musibah bencana agar mampu menjaga kontinuitas bisnisnya. “Juga memperoleh pendampingan kepengurusan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) melalui Online Single Submission (OSS),” ujar Sutarmo.

Sementara Kepala Dinas KUMKM Kabupaten Sleman Pustopo mengharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan KUMKM yang pada gilirannya dapat naik kelas, serta dapat membantu menekan tingkat kemiskinan di wilayah Kabupaten Sleman.

“Saya juga mengharapkan kegiatan ini dapat membantu menurunkan tingkat kemiskinan, dimana pada tahun ini Pemda Sleman mentargetkan penurunan angka kemiskinan menjadi 8 persen yang semula 9 persen,” ujar dia.

Dalam kesempatan ini juga turut disosialisasikan program strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka penguatan daya saing yaitu Early Warning System (EWS), PLUT-KUMKM, Kemitraan Rantai Nilai dan Rantai Pasok dengan Usaha Besar, Rehabilitasi UMK Pasca bencana dan Program IUMK melalui sistem online.

Baca Juga:  Menuju Indonesia Maju 2045, Menkop UKM Tegaskan UMKM Harus Mampu Ciptakan Lapangan Kerja Berkualitas

Hasil pendampingan kepengurusan IUMK melalui sistem OSS, diserahkan secara langsung NIB dan IUMK kepada dua pelaku usaha Mikro yang memproduksi makanan ringan yaitu; Nurida Royani UMK dari dan Puji Rahayu, masing-masing dari Kecamatan Pakem.