JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengapresiasi gelaran Pesta Rakyat UMKM Untuk Indonesia, yang diinisiasi oleh Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia dan PT HM Sampoerna Tbk untuk meningkatkan kapastitas usaha pelaku UMKM di Tanah Air.

Dalam gelaran pesta rakyat tersebut, Kadin Indonesia bersama PT HM Sampoerna Tbk dan Japan External Trade Organization (JETRO) mendorong pelaku UMKM menembus pasar ekspor dengan berfokus pada pemanfaatan teknologi internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI).

Teten Masduki mengatakan, pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh ketiga asosiasi tersebut terbukti efektif dalam upaya mendorong UMKM naik kelas. Dia berharap program pembinaan dapat dilakukan oleh lebih banyak pihak sehingga peluang UMKM untuk tumbuh dan berkembang semakin besar.

“Saya kira kita perlu bersama-sama untuk terus mendorong ekspor UMKM meski hal itu tidak mudah. Kita tahu UMKM itu produknya kecil sehingga perlu diagregasi melalui program kemitraan dengan pelaku usaha besar supaya bisa masuk ke pasar global,” kata Teten Masduki dalam Peluncuran Program Tahap Lanjutan Teknologi Peningkatan Ekspor UMKM Indonesia pada Pesta rakyat UMKM untuk Indonesia di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senin (22/07).

Baca Juga:  Kemenkop UKM Tunggu Undangan DPR RI Bahas RUU Perkoperasian

Teten menambahkan, salah satu cara yang paling efektif bagi UMKM untuk mampu merambah pasar global adalah melalui program kemitraan dengan pelaku usaha besar. UMKM harus mampu masuk menjadi bagian (rantai pasok) dari korporasi agar pasar ekspor tetap terjaga.

Menurut Menkop UKM, dengan bermitra dengan pelaku usaha besar, UMKM ditutut untuk mampu menjaga kualitas dan kuantitas produk. Di sisi lain program kemitraan yang sudah dilakukan PT HM Sampoerna Tbk melalui SRC juga menjadi ajang strategis bagi pelaku UMKM untuk dapat terus meningkatkan SDM dan inovasi produk agar tetap bisa diterima oleh pasar.

“Saya tahu persis untuk ekspor perlu standardisiasi dan kualitas produk terjaga. Nah sebagian besar UMKM ada masalah itu sehingga perlu ada pendampingan. Jadi saya mau melihat kerja sama antara UMKM dengan pelaju usaha besar untuk masuk pasar global,” kata Teten.

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengapresiasi inisiatif Sampoerna melalui program SRC dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang telah melibatkan 320 ribu UMKM yang terdiri dari 250 ribu peserta SRC dan 70 ribu peserta SETC.

Baca Juga:  Relokasi Pipa Gas, PGN Dukung LRT Palembang

Airlangga menegaskan, inisiatif HM Sampoerna tersebut diyakini akan mampu mendongkrak konstribusi UMKM terhadap perekonomian nasional. Dalam catatannya program SRC dan SETC yang dilakukan HM Sampoerna Tbk berkontribusi hingga 11,4 persen dari PDB sektor ritel nasional.

“Oleh karena itu ke depan saya minta program ini bisa dikerjasamakan dengan Kartu Prakerja yang digagas pemerintah. Saya juga minta agar program SETC yang selama ini diikuti 70 ribu UMKM dapat ditingkatkan menjadi ratusan ribu agar lebih banyak lagi,” kata Airlangga.

Di tempat yang sama Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Ivan Cahyadi mengapresiasi dukungan dari pemerintah sehingga pengembangan UMKM melalui program SRC dan SETC dapat terus berkembang. Sampoerna berkomitmen untuk terus meningkatkan perannya dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan perekonomian nasional.

“Kami percaya kolaborasi dan sinergi menjadi kunci utama dalam pengembangan UMKM secara lebih cepat dan terarah. Untuk itu kami bangga bisa berkolaborasi dengan pemerintah, juga Kadin Indonesia untuk bersama-sama mendorong kemajuan UMKM nasional,” kata Ivan.

Baca Juga:  Inka Yusgiantoro: Indonesia Butuh US$ 30-110 Miliar Wujudkan Transisi Energi

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menambahkan, UMKM sebagai tukang punggung perekonomian nasional perlu diupayakan agar terus berkembang. Sebab disadari bahwa sekitar 65 juta UMKM mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan berkontribusi terhadap PDB nasional sekitar 60,51 persen.

“Namun kita belum boleh berpuas diri karena baru 15 persen UMKM yang bisa ekspor. Angka ini jauh dibandingkan dengan nilai tetangga kita Malaysia yang sudah mencapai 17,3 persen dan Thailand lebih dari 23 persen,” kata Arsjad.

Dia berharap, melalui sinergi program Pesta rakyat yang digagasnya bersama PT HM Sampoerna Tbk. ini mampu mendorong lebih banyak UMKK bisa melakukan ekspor ke pasar global terutama ke Jepang. Terlebih belum lama ini Indonesia dengan JETRO telah bersepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang.

“Jadi lolaborasi antara pemerintah, swasta, dan dunia usaha ini sangat diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Ini potensi yang harus kita rayakan, kami ingin UMKM benar-benar menjadi pejuang untuk perekonomian Indonesia,” kata Arsjad.