BOYOLALI, Indotimes.co.id – Keberadaan koperasi bisa dijadikan sebagai wadah penyedia bahan baku, sarana usaha sampai pada pemasaran hasil produk kerajinan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Untuk itu, Deputi Pengembangan SDM Kementrian Koperasi dan UKM, Prakoso BS mengatakan, kesadaran berkoperasi harus terus dibangkitkan kembali.
“Pengelola dan pengurus koperasi kita tingkatkan kompetensinya untuk dapat mengelola koperasi secara profesional dan moderen. Dengan berkoperasi, para anggota bisa belajar berwirausaha, mengelola keuangan dengan benar, dan juga belajar memasarkan produk yang dihasilkan,” kata Prakoso BS, pada acara pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUKM bagi perajin logam, tembaga, dan kuningan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (16/2).
Pelatihan yang dihadiri Bupati Boyolali Seno Samudro dan diikuti sekitar 200-an peserta itu mencakup pelatihan perkoperasian, vocational ketrampilan teknis, dan kewirausahaan melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional.
Menurut Prakoso, tujuan utama pelatihan ini adalah untuk membangkitkan dan membangun kembali koperasi yang telah lama berdiri.
“Melalui pelatihan ini kami harapkan perajin dan masyarakat Dusun Tumang, Desa Cepogo dapat bersatu untuk membangun usaha melalui koperasi. Setiap anggota koperasi juga harus didorong untuk menjadi wirausaha. Apalagi, potensi usaha dan peluang kesempatan kerja sebagai perajin logam, tembaga, dan kuningan, sangat besar,” ujar Prakoso.
Dengan begitu, lanjut Prakoso, para perajin tidak lagi disibukkan pada penyediaan bahan baku dan kesulitan mencari pasar.
“Tetapi melalui koperasi dapat dipenuhi dengan harga dan pasar yang bersaing, sehingga mampu menekan biaya. Untuk itu, harus diwujudkan kepercayaan anggota kepada pengelola dan pengurus koperasi,” kata dia.
Di samping itu, karena produk kerajinan logam, tembaga, dan kuningan ini berorientasi pasar ekspor, produk yang dihasilkan harus memenuhi selera konsumen di luar negeri.
“Produk yang dihasilkan pun harus selalu dijaga mutunya, dan harus selalu diperbaharui dari sisi desainnya,” kata Prakoso.
Bahkan, Presiden RI dalam kunjungannya ke Boyolali beberapa waktu lalu telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam membangun usaha di wilayah Tumang melalui program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
“Maka, peluang ini harus dimanfaatkan dan dirasakan masyarakat Cepogo. Nah, melalui koperasi ini, saya berharap perkembangan ekonomi masyarakat Cepogo bisa memberikan sumbangsih bagi perekonomian nasional”, papar Prakoso.
Sementara itu, Bupati Boyolali Seno Samudro meminta diadakan juga pelatihan di bidang pengelasan di bawah air.
“Saat ini, permintaan tenaga kerja tukang Las di bawah air dari Boyolali itu sangat tinggi, dengan gaji Rp30 juta perbulan. Saya berharap, ke depan bisa segera direalisasikan,” kata Bupati.
Sedangkan untuk pengembangan produk UKM, Bupati menjelaskan, pihaknya memiliki beberapa langkah terobosan. Diantaranya, membangun infrastruktur jalan bagi kelancaran pemasaran produk UKM Boyolali dan mengadakan lomba kemasan produk UKM di Boyolali dengan hadiah sebesar Rp200 juta.
“Bahkan, khusus untuk UKM ekspor, kita juga memberikan pelatihan ekspor. Bahan baku impor untuk ekspor juga saat ini bebas pajak. Jadi, saya berharap itu semua bisa dimanfaatkan dengan baik”, kata Seno Samudro.
Bupati Boyolali juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengikuti pameran produk logam dan tembaga dalam waktu dekat di Moskow, Rusia.
“Itu artinya, produk kerajinan logam dan tembaga dari Tumang, Boyolali, memang sudah mendunia. Dan saya yakin, di pameran itu, produk kita akan sukses menarik buyer dengan nilai fantastis, bisa puluhan bahkan ratusan miliar rupiah,” katanya. (chr)