LAMPUNG, Indotimes.co.id – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring berharap ke depan koperasi-koperasi berkualitas yang ada di Indonesia tidak lagi hanya fokus menggarap sektor simpan dan pinjam saja. Melainkan harus sudah mulai bergeser menggarap sektor riil agar kinerja usahanya bisa lebih meningkat lagi.
“Ini merupakan salah satu tujuan dari Reformasi Total Koperasi, yaitu pengembangan koperasi, selain membangun koperasi berkualitas ketimbang kuantitas, serta rehabilitasi koperasi dalam pembenahan database koperasi,” kata Meliadi pada acara Peringatan Hari Koperasi Ke-71 Tingkat Provinsi Lampung dan Festival Kain Tradisional, di Kabupaten Lampung Timur, Kamis (27/9).
Di hadapan ratusan para pegiat koperasi se-Provinsi Lampung, Meliadi menambahkan, KSP dengan jumlah anggota ribuan orang dan aset triliunan rupiah itu bisa dijadikan pangsa pasar sebagai captive market.
“Dalam KSP, banyak kegiatan ekonomi dari para anggota yang tidak bisa terlayani secara maksimal karena memang hanya melayani simpan dan pinjam. Koperasi bisa melakukan spin-off atau membuat anak usaha di sektor riil,” kata Meliadi.
Meliadi mencontohkan di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, ada KSP yang membuat anak usaha koperasi yang bergerak di sektor riil. “Misalnya, ketika banyak anggota melakukan kegiatan ekonomi di sektor perkebunan, maka koperasi bisa membuat anak usaha sektor perkebunan yang melayani seluruh kebutuhan anggotanya yang bergerak di sektor perkebunan. Atau, koperasi konsumen yang melayani seluruh kebutuhan hidup sehari-hari seluruh anggota koperasi,” ujar Meliadi.
Meliadi pun menekankan para Kepala Daerah dalam melakukan pembinaan lebih fokus pada pengembangan kualitas koperasi. “Lebih jumlah koperasi sedikit, tapi berkualitas. Disebut koperasi berkualitas itu apabila rutin melaksanakan RAT setiap tahunnya, sesuai amanat UU perkoperasian. Apabila ada koperasi tidak melakukan RAT, bisa dipastikan mereka memiliki masalah yang akan meletus di kemudian hari”, tegas Meliadi.
Meliadi mengungkapkan bahwa saat ini sudah lebih dari 40 ribu koperasi di seluruh Indonesia yang dibubarkan. Dengan indikasi kuat sudah tidak ada pengurusnya dan tinggal papan nama saja. “Sehingga, database koperasi yang kita miliki itu benar-benar sudah merupakan daftar koperasi yang berkualitas. Untuk apa kita memelihara daftar koperasi yang sudah tidak ada kegiatannya atau hidup segan mati tak mau,” ujar Meliadi.
Dalam kesempatan itu pula, Meliadi mengajak seluruh koperasi mulai fokus menggarap pasar generasi milenial. “Jadikan anak muda sebagai pasar potensial bagi koperasi. Pahami karakter anak muda zaman now yang gandrung dalam teknologi. Sifat anak muda itu saat ini senang berkelompok dalam melakukan usaha, namun belum dalam wadah koperasi. Tugas kita semua mengarahkan potensi itu menuju wadah bernama koperasi,” kata Meliadi.
Pasalnya, lanjut Meliadi, hanya melalui dengan membangun koperasi dan UMKM maka pemerataan ekonomi nasional bisa diwujudkan. Dengan berkoperasi juga bis meminimalkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin di kehidupan masyarakat. “Itu peran besar dari koperasi. Dan saya yakin, Reformasi Total Koperasi bisa berjalan lancar di wilayah Lampung”, tandas Meliadi lagi.
Sementara itu, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mengakui bahwa meski masih didominasi KSP, namun dalam beberapa tahun ini mulai bergeser menggarap sektor riil. “Sudah mulai bergeser ke sektor aminapolitan dengan membangun koperasi nelayan, terutama di wilayah pesisir yang banyak berprofesi sebagai nelayan. Koperasi konsumen yang menggarap pasar ibu-ibu juga mulai berkembang baik yang memberikan manfaat luar biasa besar bagi para ibu di Lampung Timur,” ujar Chusnunia.
Bagi Chusnunia, dengan membentuk koperasi konsumen maka kaum ibu lebih dimudahkan dalam memenuhi kebutuhan rumahtangga sehari-harinya. “Selain mudah berbelanja, koperasi konsumen juga menawarkan harga yang kompetitif, meski harga-harga barang di luaran sedang beranjak naik,” ungkap Chusnunia.
Di samping itu, lanjut Chusnunia, pihaknya juga sedang mengembangkan Pilot Project PAUD (pendidikan anak usia dini) berbasis koperasi. “Kita ingin menanamkan pemahaman dan manfaat akan koperasi sejak usia anak-anak. Di Lampung Timur ada 264 desa yang sudah memiliki PAUD. Anak-anak itulah yang akan kita berikan pemahaman dan pengenalan koperasi, hingga mereka mencintai koperasi. Ini momentum kita untuk membangkitkan koperasi, tidak hanya sekadar jargon,” ujar Chusn.
Sedangkan Ketua Dekopinwil Lampung Hj Arni menegaskan bahwa membangun dan memberdayakan koperasi harus ada kemitraan yang harmonis antara seluruh pegiat koperasi dengan pemerintah, termasuk Pemda. “Kendala dan tantangan saat ini masih besar, sehingga butuh dukungan kuat dari pemerintah. Pemerintah tanpa dukungan pegiat koperasi akan sulit memberdayakan koperasi, begitu juga sebaliknya,” imbuh Hj Arni.
Hj Arni menjelaskan, jumlah koperasi di Provinsi Lampung sebanyak 5342 unit, dimana koperasi aktif sekitar 2802 unit atau sekitar 54 persen. Dari yang aktif itu, sebanyak 580 unit melakukan RAT dan sekitar 1635 unit sudah dibubarkan. “Saya berharap, momentum Hari Koperasi ini dapat menjadi tonggak pertumbuhan koperasi dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah,” katanya.