JAKARTA, Indotimes.co.id – Sebanyak 43 UMKM yang tergabung dalam Koperasi Iko Sero Payakumbuh siap mengekspor 480 ton bumbu rendang ke Arab Saudi untuk kebutuhan makan 120 ribu orang jamaah haji asal Indonesia di musim haji tahun ini.
Pembina Koperasi Iko Sero sekaligus Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz mengatakan, jumlah ekspor 480 ton bumbu rendang tersebut dari asumsi per jamaah mengkonsumsi 2 kilogram rendang selama 40 hari.
Gebrakan Koperasi Iko Sero ini difasilitasi oleh Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) yang sukses menggaet perusahaan katering asal Arab Saudi yakni Al Bait Maamour For Umra Service.
Ekspor bumbu rendang tersebut merupakan sejarah bagi UMKM Indonesia yang bisa menembus pasar luar negeri.
“Apalagi untuk persediaan makanan jamaah Haji, karena tak bisa sembarangan. Kami hanya ekspor bumbu dan juru masaknya. Sementara daging memang tidak mau pakai dari sini, tapi lebih bagus dari sana,” katanya dalam acara penandatanganan MoU antara Koperasi Iko Sero dengan Al Bait Maamour For Umra Service di Jakarta, Rabu (19/2).
Menurut Erwin, dalam dua bulan ke depan, pihaknya akan mulai produksi. Pihaknya menargetkan bisa memfasilitasi UMKM sebanyak 10 ton per hari.
“Kita ingin menunjukkan ke Menteri Koperasi dan UKM bahwa UMKM kita mampu mandiri. Kalau order nya sudah jelas begini, pihak swasta diharap mau membantu untuk memfasilitasi termasuk pembiayaan. Jadi selama 40 hari total kita kirim 480 ton bumbu rendang,” katanya.
Erwin mengatakan, dengan sentuhan teknologi modern, bumbu rendang diklaim bisa bertahan selama 1 tahun, tanpa bahan pengawet dan cita rasa yang tidak berubah.
Potensi ekspor ke negara-negara lain kata Erwin, kini terbuka lebar. Untuk itu, pihaknya akan menyasar negara-negara yang memiliki tenaga kerja Indonesia, seperti Malaysia dan Hong Kong.
“Ini role model pertama di Indonesia. Harapannya presiden untuk menjaga koperasi dan UMKM tumbuh dengan baik. Ini sebagai pembuka,” katanya.
Agar Koperasi dan UMKM berkembang pesat, Pemerintah Daerah Payakumbuh berjanji akan membuat fasilitas UKM dengan skala industri dan biaya APBD dalam memenuhi permintaan yang lebih besar.
“Selama ini UMKM membuat sendiri-sendiri dengan keterbatasannya. Kalau diminta dalam jumlah besar, UMKM tidak mampu. Jadi pemerintah membuatkan fasilitas yang berskala indutri,” imbuhnya.
Menkop dan UKM Teten Masduki pun menyambut baik hal tersebut. Ia menyampaikan, para UMKM harus melihat potensi ekspor di sektor kuliner yang sangat besar mulai dari Aceh-Papua.
“Kita kalahlah dengan Vietnam, mereka kan restaurant banyak banget. Ini yg ingin didorong presiden. Bumbu rendang ini sudah memiliki nama pabrikasi standar industri. Bukan cuma di Timur Tengah, mulai dari Malaysia, Hong Kong, Thailand dan Korsel, tak cuma jadi pasar TKI tapi juga makanan serta fesyennya,” sebut Teten.
Ia menegaskan, justru yang difasilitasi adalah special price untuk pengiriman lewat udara. “Dengan pak Erick (Menteri BUMN) akan dibicarakan supaya Garuda mensubsidi ini (kargo makanan). Karena tidak selamanya kargo penuh, belajar di Thailand itu dimanfaatkan untuk mengirim bumbu-bumbu ke jaringan restoran,” ujarnya.
Teten melihat, saat ini teknologi makanan sudah sangat canggih. Terutama dagi segi bentuk kalengan yang mudah dibawa dan mudah untuk dimakan. “Kita mau nggak cuma rendang, tapi juga orang bisa makan sop buntut instan seperti Sop Buntut Makmun, juga rawon dan lainnya,” kata Teten.