BANDUNG, Indotimes.co.id – Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) Braman Setyo mengimbau para pengurus koperasi untuk menerapkan teknologi informasi.
Penerapan teknologi informasi menjadi sebuah kewajiban dalam perubahan manajemen modern agar menjadi lebih kompetitif.
“Yang tidak ingin berubah, secara perlahan perusahaannya akan mati berguguran satu demi satu. Jadi kita semua di era digitalisasi ini dituntut harus lebih peka dengan perubahan, mampu berinovasi dan familiar memanfaatkan teknologi informasi,” kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Braman Setyo ketika membuka Focus Group Discussion dalam rangka Pembiayaan Syariah di Aston Tropicana, Bandung, Selasa (28/11).
Tampil sebagai pembicara dalam FGD tersebut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat H Dudi Sudrajat Abdurachim, Kepala Biro Perencanaan Kemenkop UKM Achmad Zabadi, dan Ketua Perhimpunan BMT Indonesia Alwali Rizky.
Menurut Braman Setyo, memasuki usia yang ke-11 tahun, LPDB-KUMKM telah memiliki direktorat yang secara khusus melayani pembiayaan dengan skim syariah.
“Saya berharap dengan terbentuknya Direktorat Pembiayaan Syariah dapat bersinergi dengan lembaga keuangan syariah dalam membangun perekonomian syariah,” katanya.
Menurut dia, dengan target penyaluran LPDB- KUMKM pada tahun 2017 mencapai Rp 1,5 triliun akan dioptimalkan penyalurannya kepada koperasi sebesar 40 persen atau sebesar Rp 600 miliar serta bagi UKM baik langsung maupun melalui lembaga perantara sebesar Rp 900 miliar atau 60 persen.
Braman mengatakan, LPDB-KUMKM sejak 2008 hingga September 2017 telah menyalurkan dana bergulir kepada 4.300 mitra dan dananya telah dimanfaatkan oleh lebih dari 1.014.078 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Total dana yang tersalurkan lebih dari Rp 8,4 triliun dan mampu menyerap sekitar 1,7 juta tenaga kerja,” tambahnya.
Menurut dia, di sisi lain keberhasilan LPDB-KUMKM dalam mengoptimalkan pencapaian kinerja penyalurannya melalui pola pembiayaan syariah yang telah berlangsung sejak tahun 2008 hingga tahun 2016 telah mencapai Rp 1,4 triliun dan ada kecenderungan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.