LAMPUNG, Indotimes.co.id – Pertama kalinya, koperasi di Indonesia menyelenggarakan lelang terbuka anak sapi (pedet). Lelang dilakukan Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera (KPT-MS) yang merupakan gabungan dari 38 kelompok peternak di Lampung.
KPT-MS melelang sebanyak 87 ekor anak sapi kualitas prima dari 142 ekor anak sapi hasil panen pada 15 November 2018, di Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lelang diperkirakan menghasilkan nilai transaksi Rp 1,35 miliar. Sistem lelang ini memang baru karena koperasi biasanya menjual anak sapi hasil panennya langsung ke pasar hewan atau blantik.
Panen anak sapi KPT-MS merupakan hasil kerja sama dengan Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding (IACCB). Adapun KPT-MS mulai berdiri tahun 2016, atas rekomendasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap tata niasa daging sapi. KPK merekomendasikan kelompok peternak sapi agar bergabung dan/atau membentuk koperasi peternakan.
Asisten Deputi Perikanan dan Peternakan, Deputi Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Devi Rimayanti dalam keterangannya, Dabu (17/11) mengaku bangga atas keberhasilan yang dicapai pada KPT-MS.
“Setahun yang lalu saya datang sempat pesimis dengan program ini dan meminta pada pihak IACCB untuk mendampingi secara serius dan mengamanatkan pada pengurus KPT-MS agar dapat mengemban amanat ini dengan baik dan benar. Saya berharap program seperti ini tidak berhenti sampai 2019, tetapi dapat diperpanjang bekerja sama dengan koperasi peternak lainnya,” kata Devi pada saat panen sekaligus lelang yang diadakan secara bersamaan.
Turut hadir Perwakilan Kedubes Australia, George Huges, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan dan Plt Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto.
Kemitraan KPT-MS dalam program IACCB terjalin sejak April 2017. Dalam kemitraan, IACCB menyediakan 100 ekor sapi Betina Brahman Cross (BX) produktif dan lima ekor sapi pejantan BX serta melakukan pendamping dan pelatihan bagi anggota dan KPT-MS. Di lain pihak, KPT-MS harus menyediakan kandang koloni dan dana segar sebesar Rp 100 juta untuk biaya operasional.
Program ini berdampak pada para peternak, ternyata memelihara sapi BX tidak sesulit yang dibayangkan, walaupun dalam kurun waktu dua tahun peternak belum mendapatkan hasil usaha dari pembibitan sapi. IACCB menilai KPT-MS telah menunjukan kinerja dengan hasil yang baik, sehingga indukan sapi BX beserta keturunan sapi BX menjadi milik KPT-MS.
Plt Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto menyampaikan keberhasilan program kemitraan ini semakin memperkuat Lampung, khususnya Lampung Selatan sebagai lumbung ternak untuk penyangga kebutuhan daging segar bagi wilayah Jakarta dan Banten. Populasi ternak di Lampung Selatan tahun 2017 sebanyak 113.153 ekor, sedangkan potensi pakan hijauan mampu menyediakan untuk 560.970 ekor.
Di samping sebagai kawasan peternakan, lokasi KPT-MS menjadi daya tarik wiasata untuk melakukan pariwisata edukasi dari anak-anak sekolah, mahasiswa dan kalangan masyarakat yang ingin belajar beternak sapi.