JAKARTA, Indotimes.co.id – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring menegaskan, koperasi yang baik harus mengikuti kondisi dan tuntutan zaman saat ini. Koperasi harus bisa mengidentifikasi lingkungannya satu persatu, mulai dari pemasaran, pembiayaan, sumber daya manusia dan lain-lain.
“Koperasi zaman now itu bagaimana koperasi bisa hidup, tumbuh dan berkembang,” kata Meliadi Sembiring membuka Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Koperasi Zaman Now” di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/7).
Menurutnya, ada sejumlah hal yang harus dilakukan agar koperasi berkembang salah satunya yaitu mengikuti perkembangan teknologi. “Koperasi yang kecil harus berfikir bagaimana menjadi koperasi kelas penengah, koperasi kelas menengah juga harus berfikir bagaimana bisa menjadi besar dan sebagainya,” jelas Meliadi.
Ia berharap, bagaimana koperasi di bidang produksi bisa meningkatkan hasil produksinya, koperasi di bidang jasa juga bagaimana bisa meningkatkan pelayanan di bidang jasa.
Para pengelola koperasi, kata Meliadi, harus mempunyai semangat yang tinggi untuk memajukan koperasinya dengan cara mengikuti perkembangan zaman. “Koperasi zaman now itu koperasi yang di dalamnya boleh dikelola oleh orang yang usianya muda atau usia tidak muda lagi tapi semangat dan jiwanya yang muda,” papar Meliadi Sembiring.
Koperasi zaman now itu juga harap Meliadi, harus bisa memberdayakan kaum muda untuk berkoperasi. Kaum muda harus tertarik dengan koperasi sebagai wadah berusaha.
Sementara itu, Ketua Koperasi BALDAH Dr KH I’ie Naseri Muhammad yang juga menjadi narasumber dalam FGD tersebut mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang bergelut di bidang riba dan banhak yang terjerat oleh rentenir. Sehingga muncul gagasan untuk memberdayakan ekonomi secara syariah khususnya untuk jamaah masjid.
“Kami mengumpulkan 1.400 masjid yang ada di Depok yang dapat mengumpulkan Rp 2,8 miliar per minggu dari dana krompak/kotak amal, uang itulah yang dikelola dengan cara syariah dengan membentuk koperasi,” ujar Naseri.
Menurut dia, kalau di Depok saja bisa mengumpulkan dana sebanyak itu, maka kalau seluruh Indonesia yang jumlah masjidnya mencapai 800 ribu, maka menurutnya bisa menjadi potensi ekonomi yang luar biasa dan bisa mensejahterakan rakyat yang berujung pada kemakmuran.
Asisten Deputi bidang Penyuluhan pada Deputi Kelembagaan Kemenkop dan UKM Bagus Rahman di tempat yang sama juga mengatakan, anak muda atau generasi milenial yang berjumlah 143,26 juta orang itu lengket dengan internet, dari jumlah 262 juta penduduk Indonesia (54,66 persen) pengguna internet.
“Dari data itu Koperasi harus bisa menarik pengguna unternet dengan aplikasi yang menarik, sehingga mereka terlibat dalam koperasi,” harap Bagus.
Pembicara lain, PR Manager KOSAKTI Amrul Hakim mengatakan, ciri generasi mileneal adalah sosiopreneur, dimana menghubungkan orang yang mempunyai modal dan yang mempunyai lahan.
Ia mencontohkan di Bogor ada kelompok petani yang tidak mempunyai modal, kemudian dihubungkan dengan kelompok yang mempunyai modal.
“Kedua kelompok ini mempunyai semangat yang tinggi untuk berusaha, maka dengan potensi yang digabungkan jadilah sinergi yang luar biasa,” papar Amrul Hakim.