Kunjungi Belanda, Menkop UKM Tekankan Pentingnya Fulfillment Center UMKM Perlancar Distribusi Logistik

BELANDA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan (Menkop UKM) Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Zutphen, Den Haag, Belanda, untuk meninjau kegiatan e-Commerce Fulfillment Center .

Teten Masduki turut mengapresiasi inisiasi kehadiran Indonesia In Your Hand dalam e-Commerce Fulfillment Center yang menjadi jembatan bagi produk Indonesia go global terutama untuk mendukung produk lokal menembus market Eropa.

Indonesia In Your Hand merupakan sebuah marketplace yang khusus menjual produk Indonesia di luar negeri dan memiliki kantor di Amsterdam, Belanda dan Sydney, Australia. Dengan adanya keberadaan e-Commerce Fulfillment Center, Zutphen menjadi kota industri di Belanda, yang berfungsi sebagai Pan-European Logistic Hub.

“Saya mengapresiasi langkah inisiatif Indonesia in Your Hand yang telah beroperasi di Belanda. Hal menjadi langkah solutif untuk membantu memasarkan produk industri dan UKM lokal, yang ingin produknya Go Global terutama yang produknya sesuai dengan market Eropa,” kata Teten Masduki dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (22/1).

Baca Juga:  Asosiasi Knalpot Curhat ke Menkop UKM Kerap Dituduh Produksi Knalpot Bising

Teten mengatakan, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan dalam digitalisasi produk, yakni biaya ongkos logistik terbilang mahal. Hal tersebut dikarenakan proses untuk pembelian atau pengiriman barang masih dilakukan secara end-to-end antara penjual dan pembeli secara langsung, yang menyebabkan tidak ada subsidi dan tidak ada kemudahan yang diberikan oleh platform.

“Untuk itu diperlukan sebuah media atau platform untuk mengatasi permasalahan-permasalahan logistik tersebut dengan Fulfillment Center ,” katanya.

Ketika pengiriman produk masih bersifat mandiri, kurangnya infrastruktur logistik, IT, dan konektivitas laut, darat, dan udara adalah penyebab biaya logistik mahal.

“Sebanyak 47,8 persen UMKM mengalami kesulitan pengiriman karena lokasi penerima jauh dari lokasi penjual, sehingga durasi pengiriman yang cepat membantu ketahanan barang khususnya bagi UMKM makanan,” ujar Menkop UKM.

Ia mengatakan, dengan mempelajari cara kerja Fulfillment Center yang berlokasi di negara maju seperti Belanda, yang sudah memiliki infrastruktur secara mumpuni. Diharapkan Indonesia dapat mengadopsi cara-cara itu agar mampu membangun kawasan Fulfillment Center UMKM yang ideal.

Baca Juga:  RI Butuh Puluhan Ribu Insinyur Bangun Megaproyek Infrastruktur

Dengan keberadaannya, biaya logistik, biaya pengemasan, hingga inventory bisa ditekan dan lebih hemat serta menjangkau dengan lebih efisien.

“Pada akhirnya, keberadaan Fulfillment Center akan mampu mendorong penurunan harga dan meningkatkan daya beli masyarakat tanpa mengabaikan kualitasnya,” kata Teten.

Lebih jauh dia menekankan, dalam hal populasi, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia setelah China, , dan Serikat. Pada 2023, populasi Indonesia mencapai 278,69 juta orang.

Dalam hal perkembangan, Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi negara maju pada 2030. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan Indonesia.

Infrastruktur untuk konektivitas dan inovasi menjadi prioritas Pemerintah, banyak pencapaian yang telah dicapai di bidang infrastruktur. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, di antara negara-negara G-20, Indonesia adalah yang kedua terbesar setelah China, yang pertumbuhan ekonominya adalah 5,3 persen.

Baca Juga:  IB Summit 2023 di Indonesia Hasilkan Rencana Aksi Nyata bagi UMKM ASEAN

“Saya yakin pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dipertahankan sekitar 4,5-5,3 persen. Indonesia juga berhasil memimpin G20 pada tahun 2022. Tahun 2023, Indonesia juga menjadi Presidensi ,” katanya.

Dalam kaitannya dengan dan pembangunan UKM, di mana dalam kepemimpinannya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah mencoba yang terbaik untuk mempromosikan koperasi modern dan harus terlibat dalam ekonomi digital, demikian juga UKM.

“Pertumbuhan perusahaan-perusahaan kecil juga sangat mengejutkan. Pada 2009, ada 52,77 juta UKM dan pada tahun 2013 telah menjadi 57,9 juta UKM atau tumbuh sekitar 2,41 persen per tahun dan tahun 2023 telah mencapai 64 juta UKM,” kata Menkop UKM.

Peran UKM tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk penciptaan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan. UKM telah berkontribusi lebih dari 97,2 persen untuk penciptaan pekerjaan dan 60,5 persen untuk GDP.