Kunjungi Smesco, Delegasi Kerajaan Arab Saudi Tindaklanjuti MoU Pengembangan UKM

JAKARTA, Indotimes.co.id – Kerja sama mengenai pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan otoritas UKM Kerajaan Arab Saudi berlanjut. Delegasi yang diutus Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud mengunjungi Smesco Indonesia di Gedung SMESCO RumahKU (Rumahnya Koperasi dan UMKM) di Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2017).

Delegasi yang terdiri dari Dr Ghsaan Alsuliman (The Governor of SME Authority), Dr Abdullah Alsghair (Deputy Governor), Emad Alharshan (Manager of the Governor Office), Ayman Mirdad Atase (Kepala Bagian Perdagangan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta), dan Safaat Ghofur (Kasubdit III Kemlu Direktorat Timur Tengah) disambut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam didampingi Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM Braman Setyo, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring, Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Hasan Jauhari dan Dirut Lembaga Layanan Pemasaran (LLP).

Agus Muharram menjelaskan, kedatangan delegasi Arab Saudi itu selain untuk bertukar informasi juga sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama pengembangan UKM yang ‎telah ditandatangani antara Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga dengan otoritas UKM Kerajaan Arab Saudi di Istana Bogor, Rabu (1/3/2017).

Baca Juga:  TaniHub dan Akulaku Akan Hubungkan Produk UMKM ke Pasar Global

Penandatanganan kerja sama itu disaksikan Presiden Jokowi dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud.‎

Ada enam poin yang dimuat dalam kerja sama tersebut, antara lain pertukaran informasi mengenai program-program UKM, pertukaran tenaga ahli, fasilitasi kerja sama dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing UKM, kerja sama pelatihan vocational dan managerial, fasilitasi kerja sama UKM, dan menyediakan informasi, peluang-peluang dan dukungan untuk UKM dalam mengakses pasar di kedua negara.

“Sebagai tindak lanjut berikutnya, Kemenkop dan UKM tidak bisa bekerja sendiri, melainkan akan melakukan kerja sama dan koordinasi dengan kementerian lain, seperti Kementrian Riset dan Dikti, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Pertanian,” kata Agus.

Hal itu, lanjut Agus, akan dikonkritkan dalam dua bulan ke depan di Indonesia dengan agenda kongkrit dari MoU tersebut dan business matching.

“Karena, mereka lebih concern ingin melakukan kerja sama bisnis dengann UKM yang skalanya sudah menengah dan sudah berbasisn teknologi dalam menjalankan bisnisnya,” ujar Agus.

Baca Juga:  HIPMI Minta Transisi Energi Harus Perhatikan UMKM

Sementara itu, Gubernur Otoritas UKM Kerajaan Arab Saudi Ghsaan Alsuliman mengungkapkan, pihaknya sangat tertarik dengan industri fesyen dari Indonesia, khususnya busana Muslim.

“Saya berharap industri fesyen busana Muslim dan pakaian tradisional dari Indonesia bisa terus dikembangkan, tapi bukan semata-mata untuk kalangan Muslim saja. Melainkan bisa untuk semua kalangan,” kata Ghsaan Alsuliman.

Di samping itu, lanjut Ghsaan Alsuliman‎, pihaknya sudah membangun kawasan ekonomi bernama King Abdullah Economic Center yang berlokasi diantara kota-kota Jeddah, Madinah, dan Ryadh.

“Kami berharap, produk UKM dari Indonesia bisa menjadi bagian dari itu. Karena kami ingin melakukan kerja sama dalam mengembangkan UKM yang berdaya saing dan berbasis teknologi,” ujar dia.

Usai acara, Direktur Utama LLP KUKM Ahmad Zabadi mengatakan, kunjungan delegasi dari Kerajaan Arab Saudi itu menjadi pembuktian bagi Smesco Indonesia untuk diakui oleh dunia. Karena itu, Zabadi tertarik untuk bekerja sama.

Baca Juga:  PLN Kirim Ratusan Pegawai Tugas Belajar ke Luar Negeri, Perkuat Kapasitas SDM

“Kami berharap kerja sama tersebut akan permanen dan cepat direalisasikan. Banyak poin yang menarik dari kerja sama bilateral tersebut. Diantaranya, pertukaran informasi mengenai program-program kebijakan, pembangunan, serta praktik-praktik terbaik dalam pengembangan UKM,” kata Zabadi.

Selain itu, kata Zabadi, ada pertukaran tenaga ahli, kunjungan-kunjungan, tur untuk eksplorasi dan program-program lain terkait dengan pengembangan UKM.

Tak hanya itu, poin lainnya adalah bakal saling memfasilitasi kerja sama usaha di kalangan UKM melalui kegiatan-kegiatan seperti promosi perdagangan, pameran nasional dan internasional, kerja sama pemasaran, serta menumbuhkan kemitraan usaha.

“Contohnya, penyediaan peluang-peluang bagi UKM untuk berpartisipasi dalam pelatihan manajerial dan keterampilan teknis. Poin menarik lainnya adalah saling menyediakan informasi, memberikan peluang dan dukungan untuk UKM dalam mengakses pasar di kedua negara,” kata Zabadi. (chr)