SURABAYA, Indotimes.co.id – Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM bekerjasama dengan Bank Jatim akan mengembangkan sektor-sektor unggulan di Provinsi Jawa Timur melalui penyaluran dana bergulir. Diantaranya, sektor pariwisata, agrobisnis, kemaritiman, perkebunan, perikanan, dan kelautan.

“Kita siapkan dana bergulir sebesar Rp300 miliar, dengan rincian Rp100 miliar kita salurkan dengan pola channeling dan Rp200 miliar dengan pola executing,” kata Direktur Utama LPDB KUMKM Braman Setyo, usai berkunjung ke kantor pusat Bank Jatim di Surabaya, Senin (15/10).

Braman menjelaskan, bila melalui skema channelling, tanggungjawab sepenuhnya ada di LPDB, dengan rata-rata kucuran dana bergulir sebesar Rp500 juta. Sementara untuk pola executing diserahkan sepenuhnya kepada Bank Jatim, dengan kisaran kredit antara Rp5 juta sampai Rp250 juta.

“Semuanya merupakan nasabah Bank Jatim yang sudah kategori pilihan, dimana secara kualitas kinerja usaha sudah memenuhi persyaratan. Meski begitu, LPDB tetap melakukan langkah analisa yang mendalam sebelum mengucurkan pembiayaan. Dan kita tetap melibatkan perusahaan penjaminan yaitu Perum Jamkrindo,” ujar Braman.

Baca Juga:  Bali Provinsi Pertama Terapkan Humane  Entrepreneurship

Menurut Braman, untuk sektor pariwisata, ada beberapa destinasi wisata seperti Pantai Plengkung (Banyuwangi), Kawah Ijen (Banyuwangi), dan Kampung Coklat (Blitar), yang akan mendapat kucuran program strategis dana bergulir LPDB KUMKM. “Langkah ini sebagai tindak lanjut dari MoU antara Kemenkop UKM dengan Kemenpar,” ujar Braman.

Braman mengatakan, lahirnya MoU dengan Kemenpar bertujuan agar para pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata bisa mendapat akses permodalan dari lembaga keuangan. “Selama ini, mereka terbilang susah mendapat akses pembiayaan dari lembaga keuangan,” kata Braman.

Sementara itu, Direktur Bisnis LPDB KUMKM Iman Pribadi menambahkan, untuk pola channelling rata-rata pelaku usaha kelas kecil dan menengah. Sementara untuk yang pola executing didominasi pelaku usaha mikro, kecil, dan ultra mikro. “Banyak usaha kecil yang akan naik kelas ke menengah butuh dukungan modal tambahan. Hingga nantinya bisa naik kelas ke kredit komersial dari perbankan,” ujar Iman.

Baca Juga:  Bantuan Wirausaha Pemula “Pecah Telor” di Kabupaten Kolaka Utara

Untuk yang mikro dan ultra mikro, lanjut Iman, juga perlu mendapat dukungan pembiayaan. Tapi, tidak bisa langsung dari LPDB, melainkan dari mitra LPDB sebagai pihak ketiga yang dalam hal ini adalah Bank Jatim untuk di wilayah Jatim.

“Untuk yang mikro dan ultra kita memakai skema Two Step Loan. Intinya, dalam menyalurkan dana bergulir kita harus berkolaborasi dengan pihak lain. Dengan begitu, kami optimis bahwa target penyaluran sebesar Rp1,2 triliun akan tercapai,” kata Iman.