BANDUNG, Indotimes.co.id – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan mengajak mahasiswa baru asal Papua (Timika dan Bintuni) sebanyak 71 orang, yang berkuliah di Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) perkuliahan tahun ajaran 2019-2020, untuk menjadi wirausaha. Dari jumlah itu, 52 mahasiswa diantaranya berhasil menerima beasiswa dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amugme Komoro (Timika) dan British Petroleum (Bintuni).
“Pusat Inkubator Bisnis Kewirausahaan (PIBI) Ikopin akan mendorong, mensuport dan berperan sebagai orangtua asuh bagi anak-anak Timika dan Bintuni, agar mereka menjadi Sarjana Manajemen dan siap untuk menjadi wirausaha, membangun tanah Papua dengan cara membuat mindset bisnis, soft skill dan ketrampilan bisnis-bisnis berbasis pengembangan ekonomi lokal,” kata Prof Rully pada acara ceramah kewirausahaan dengan tema Penumbuhan Spirit Entrepreneurship di Kampus PIBI Ikopin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/9).
Apalagi, lanjut Prof Rully, pengembangan SDM menjadi skala prioritas Pemerintahaan periode ke-2 Presiden Joko Widodo. “Pada era Revolusi 4.0, kita semua harus dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang begitu cepat, yakni era digital. Ekonomi kita juga harus berbasis digital,” kata Prof Rully.
Saat ini, lanjut Prof Rully, rasio kewirausahaan yang meningkat dari tahun 2014 hanya sebesar 1,65 % di tahun 2018 menjadi 3,47 %, sehingga menjadi modal untuk lebih meningkatkan peran sebagai putra bangsa untuk menjadi wirausaha.
“Untuk menjadi wirausaha bukanlah mudah, namun menjadi menarik dan tantangan, karena pintu rezeki itu sebanyak 9 salurannya ada pada wirausaha dan 1 pintu lagi lewat PNS, TNI/POLRI dan Pekerja,” ungkap Prof Rully.
Prof Rully menambahkan, wirausaha mengandung arti secara harfiah adalah wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya. “Dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki seseorang untuk melihat dan menilai peluang bisnis, untuk mengambil tindakan yang tepat dalam rangka meraih kesuksesan,” kata Prof Rully.
Seorang wirausaha atau entrepreneur, menurut Prof Rully, adalah orang yang bersedia dan mampu untuk mengembangkan ide atau penemuan baru menjadi sukses inovasi, sekaligus menciptakan produk dan model bisnis yang memberi sumbangan atas pertumbuhan dinamis industri dan ekonomi jangka panjang.
Dimana jiwa entrepreneur itu penuh percaya diri, penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, dan bertanggungjawab. “Juga memiliki motif berprestasi dengan orientasi futuristik, serta memiliki inisiatif dengan aktif, hingga cekatan dalam bertindak,” ujar Prof Rully.
Selain itu, kata Prof Rully, Enterpeneur Action Oriented (tidak tipe penunda), membiarkan suatu kesempatan berlalu, berpikir simple (kaum milenial), selalu menyederhanakan masalah, selalu mencari peluang-peluang baru. “Seorang Wirausaha juga memiliki disiplin tinggi, fokus eksekusi, memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti,” kata Prof Rully.
Menurut Prof Rully, ada 5C dalam rangka untuk membangun Papua. Yaitu, Critical Thinking, Communication, Cooperation, Creativity, dan Code of Conduct.
“Dalam rangka peningkatan wirausaha, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan pelatihan, meliputi pemasyarakatan kewirausahaan, technopreneur, kewirausahaan sosial, hingga pelatihan vocational,” papar Prof Rully lagi.
Prof Rully menyebutkan, pihaknya memiliki program untuk startup yakni bantuan Wirausaha Pemula bagi yang sudah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan mengajukan proposal, maksimal Rp12 juta, menyesuaikan dengan proposal yang diajukan. “Saya berharap mahasiswa asal Papua kembali ke tanah Papua menjadi generasi yang unggul, dan menjadikan Papua sejajar dengan provinsi lain,” kata Prof Rully.
Mengubah Mindset
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PIBI Ikopin Indra Fahmi menjelaskan bahwa peran PIBI Ikopin sebagai orangtua asuh para mahasiswa asal Papua tersebut. “Selain akan mencetak mereka menjadi sarjana, kami juga akan mendorong mindset mereka untuk berbisnis di Papua. Termasuk di dalamnya soft skill dalam hal berinteraksi dengan lingkungan, serta mendorony agar memiliki ketrampilan berbasis lokal. Kita juga akan membentuk karakter positif para mahasiswa asal Papua,” jelas Indra.
Indra mengungkapkan, langkah awal dari PIBI Ikopin adalah mengidentifikasi potensi yang dimiliki para mahasiswa asal Papua tersebut. Seperti hobinya, kebiasaannya, kesukaannya, dan sebagainya. Bisa olahraga, kesenian, bahkan bahasa Inggris. “Untuk mata kuliah tertentu kita memiliki tutorial ke arah itu”, ujar Indra.
Treatment lainnya, kata Indra, akan dikondisikan mereka untuk bisa magang di perusahaan-perusahaan, terutama kelas UKM. “Kita juga memiliki program Personality Development, seperti 3in1 in Business. Disitu akan tergambar proses kreatif para alumni yang berbisnis sejak dini. Tujuannya, agar anak-anak Papua memiliki wawasan soal wirausaha,” ucap Indra.
Selain menggelar pelatihan ketrampilan teknis, PIBI Ikopin juga akan mendorong mereka untuk berdagang. “Dengan berdagang maka akan memiliki jiwa fighting spirit dan tidak malu. Ada juga program Life in, yaitu mereka akan tinggal di tengah masyarakat untuk mengamati bisnis lokal yang ada disana. Begitu juga dengan program Life Skill, diama mereka akan berkunjung ke pengusaha-pengusaha di Jateng dan Sukabumi,” katanya.