DENPASAR, Indotimes.co.id – Sebanyak 20 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bali dengan bangga menerima dana bantuan pemerintah untuk pengembangan Wirausaha Pemula (WP) dari Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, Sabtu (26/5) tepat pada perayaan ulang tahun Bali TV ke-16 di Denpasar, Bali.
Puspayoga menyerahkan secara simbolik dana yang jumlahnya mencapai hingga 13 juta per orang kepada ke-20 mahasiswa.
Mereka adalah sebagian dari mahasiswa yang terpilih melalui seleksi program Gerakan Mahasiswa Pengusaha (GMP) untuk mendapatkan dana WP yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM di 59 perguruan tinggi di tanah air baru-baru ini. Ada 190 mahasiswa dari 59 perguruan tinggi tersebut berhasil lolos seleksi sebagai penerima dana Wirausaha Pemula.
Menteri Puspayoga yang mencanangkan Gerakan Mahasiswa Pengusaha dengan tujuan meningkatkan jumlah kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Karena itu, GMP menggandeng perguruan tinggi dari 9 Provinsi, yaitu Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.
Program ini berhasil mendapatkan mahasiswa-mahasiswa calon wirausahawan andal yang telah merintis bisnis, antara lain kerajinan batu alam, pengolahan makanan, fashion (baju tradisional bali) dan kerajinan lainnya.
“Melalui program WP diharapkan mereka bisa mengembangkan usahanya dan setelah lulus kuliah tidak bingung mencari kerja. Selain itu, agar dilakukan pengembangan usahanya dengan cara melakukan inovasi-inovasi sesuai selera pasar,” kata Puspayoga.
Salah satu peserta WP, I Gede Indra Mahendra, tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya setelah menerima dana WP secara simbolik sebesar Rp 13 juta dari Menteri Puspayoga.
Indra, mahasiswa Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali memang baru merintis usaha kerajinan tangan siluet belum sampai satu tahun, namun ia melihat bisnis yang dijalankan mempunyai potensi pasar yang luas dan terus berkembang.
Mahasiswa jurusan Arsitektur semester 4 ini terpilih sebagai salah satu yang lolos karena keunikan karyanya. Untuk membuat membuat siluet, Indra menggunakan material sisa bangunan, seperti triplek sebagai media untuk menuangkan sketsa dari siluet yang akan dibuatnya.
“Saya mengumpulkan triplek dari sisa proyek-proyek bangunan yang saya pakai sebagai wadah untuk menggambar desain atau sketsa siluet yang akan saya buat,” kata Indra.
Proses kerja menghasilkan satu siluete cukup lama hingga 7 jam, karena membutuhkan detail. Media triplek yang sudah digambar dengan sketsa kemudian diarsir dengan alat solder sehingga menghasikan efek siluet. Bagus tidaknya siluet yang dihasilkannya tergantung dari proses solder.
Selama ini, Indra bekerja dengan alat solder yang masih belum canggih. “Sekarang ada alat solder yang semakin canggih, bisa membuat siluet dengan kualitas lebih baik,. Harganya memang sangat mahal,” kata Indra.
Indra sudah membayangkan akan membeli alat solder dengan dana WP yang diperolehnya. Kualitas siluetnya bisa makin bagus dan dia yakin order akan semakin meningkat. Saat ini, ia mendapatkan order rata-rata 25 siluet per bulan.
Tidak berbeda dengan I Gede Mudita, mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur Universitas Dwijendra berhasil terpilih sebagai penerima dana WP sebesar Rp 13 juta.
Mudita menggeluti bisnis kerajinan ukir limbah batu padas sejak dua tahun terakhir. Bahan baku diperolehnya dari limbah batu padas yang biasa digunakan untuk bangunan. Serpihan-serpihan limbah tersebut dikumpulkan dan diolah menjadi kerajinan ukir. Melalui usaha ini Mudita bisa membiayai kuliahnya sendiri dan telah memberikan lapangan kerja bagi tiga orang.
Mudita yang bercita-cita menjadi pengusaha sukses ini semakin optimistis dengan dana WP yang diterimanya. Jika selama ini ia harus sabar menunggu order dan meminta uang muka agar bisa mengerjakan pesanan, dengan dana itu ia bisa terus berproduksi tanpa harus menunggu orderan.
Apalagi, Mudita ingin memiliki showroom sendiri sehingga kelak ia bisa memajang karya-karya yang dihasilkan lewat ketrampilan tangannya.