JAKARTA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi langkah Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) bekerja sama dengan PT Mitra BUMDes Nusantara (MBN) dalam hal penyediaan sumber bahan pokok yang kompetitif seperti telur ayam, beras, minyak goreng, gula, dan lainnya.
“Saya berharap kerja sama tersebut dalam mengurus masalah pangan, bisa membuat rantai perdagangan menjadi lebih pendek,” kata Teten pada acara penandatanganan kerja sama perdagangan komoditi antara Inkoppas dengan MBN di Jakarta, Rabu (20/11).
Dengan begitu, lanjut Teten, harga pangan di masyarakat pun tidak tinggi, alias terkendali. “Karena, kalau harga pangan tinggi di tingkat konsumen, dampaknya sangat besar terhadap perekonomian secara nasional. Jadi, bagi saya kerjasama ini sangat penting. Dimana produk pangan dari desa bisa langsung terhubung dengan pasar,” kata Teten.
Selain itu, Teten menambahkan, pihaknya juga kini tengah fokus dalam pengembangan koperasi yang bergerak di sektor riil. “Tujuannya, bila produk KUKM berdaya saing, akan bisa mengurangi barang impor pangan di pasar nasional. Pasalnya, saat ini, pasar dalam negeri sudah dibanjiri produk asing. Tak hanya itu, selain agar bisa bersaing dengan produk impor, produk KUKM juga bisa masuk ke pasar global,” jelas Teten.
Teten mencatat, sekitar 62 juta UMKM di Indonesia baru berkontribusi terhadap ekspor sebesar 14 persen saja. Bandingkan dengan Thailand yang UMKM-nya sebanyak 3,5 juta unit dengan kontribusi ekspor sebesar 28 persen.
“Dalam membangun UMKM, kita semua harus searah, yaitu membuat UMKM naik kelas. Kita harus memperbaiki kualitas produk ekspor dan masuk ke marketplace,” kata Teten.
Teten juga meminta Inkoppas agar memodernisasi diri dan harus paham selera konsumen. “Produsen harus tahu selera dan kebutuhan pasar. Untuk itu, kita harus memperkuat market intelejen. Kita harus bikin produk yang laku di pasar, agar bisa masuk ke global value chain. Lihat saja, 70 persen ekspor China merupakan produk UMKM,” ucap Teten.
Teten mentargetkan bahwa UMKM harus menjadi arus utama perekonomian nasional. “Koperasi juga harus kuat. Itu semua yang akan kita bangun ke depan,” ujar Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Dirut PT Mitra Bumdes Nusantara (MBN) Agus Erhan mengungkapkan, tujuan utama kerjasama adalah untuk pemberdayaan produk-produk hasil pertanian, peternakan, dan Prukades/UKM dari desa.
“Sehingga, dapat dijual di pasar-pasar yang mana para pedagangnya merupakan anggota Inkoppas”, kata Agus seraya menyebutkan bahwa MBN merupakan perusahaan yang didirikan tujuh BUMN Bulog, Danareksa, PT Pertamina Retail, PTPN III, PPI, RNI, dan PIHC.
Agus menambahkan, ruang lingkup kerjasama dengan Inkoppas sementara ini baru mencakup komoditi beras, gula, minyak goreng, dan telur, di wilayah DKI Jakarta. “Harapannya di masa yang akan datang, akan lebih banyak wilayah yang dikerjasamakan dengan pedagang anggota Inkoppas di daerah. Terutama di wilayah-wilayah yang sudah ada anak perusahaan PT MBN. Selain itu, komoditas yang akan diperdagangkan juga semakin bervariasi,” jelas Agus.
Bagi Agus, melalui kerjasama dengan PT MBN diharapkan pedagang pasar dapat memperoleh pasokan kebutuhan barang pokok dengan kontinuitas yang terjaga karrna PT MBN menyalurkan barang-barang langsung dari petani dan peternak, serta didukung oleh produk-produk BUMN.
Sementara Ketua Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Ferry Juliantono menekankan bahwa pihaknya akan terus membenahi kondisi pasar di Indonesia. “Selama ini, pasar tradisional itu identik dengan bau, becek, dan kumuh. Ini yang akan kita benahi. Selain itu, suka tidak suka, pasar juga harus sudah memakai aplikasi teknologi informasi,” kata Ferry.
Di samping itu, lanjut Ferry, pihaknya juga bekerjasama dengan PD Pasar Jaya untuk membangun daya saing produk UMKM. “Kerja sama dengan BUMDes ini akan memberikan jaminan pengadaan barang untuk pedagang pasar. Penetrasi pasar juga akan berdampak dengan jangkauan lebih besar. Juga berfungsi stabilisasi harga di tingkat konsumen,” ujar Ferry.