Menkop UKM Apresiasi Pertumbuhan Omzet Kopsya BMI 20 Persen

TANGERANG, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi pencapaian kinerja Koperasi Syariah dan Koperasi Konsumen Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah dan Kopmen BMI) tahun 2019 dan sebagai salah satu koperasi terbaik di Indonesia.

Dalam waktu relatif pendek, Kopsya BMI bisa tumbuh besar mencapai angka pertumbuhan di atas 20 persen. “Kalau kita bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5 persen, tapi memang 5 persen ini pencapaian yang baik dalam kondisi perekonomian yang sulit. Dan kita masih tinggi dibandingkan pertumbuhan negara lain. Tapi kalau kita lihat pertumbuhan Kopsya BMI mencapai 20 persen, itu berat 4 kali lipat. Saya senang dan mengapresiasi kinerja Kopsya BMI,” kata Teten Masduki dalam sambutan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2019 Kopsya dan Kopmen BMI di Springg Club Summarecon Serpong, Tangerang, Selasa (21/1).

Pada RAT yang dihadiri lebih 750 anggota dan pegawai Kopsyah dan Kopmen BMI dari berbagai kabupaten kota di Provinsi Banten dihadiri oleh Presiden Direktur Kopsyah dan Kopmen BMI Kamaruddin Batubara, Deputi Kelembagaan Kementeri Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten H Tabrani, kepala dinas kabupaten dan kota se-provinsi Banten, Dekopin Wil Banten dan Tangerang.

Baca Juga:  Kemenkop UKM Perluas Peluang Pasar Ekspor Melalui TEI Ke-38

Menurut Teten, pencapaian Kopsya dan Kopmen BMI sejalan dengan upaya membangun reputasi koperasi menjadi lebih bagus dan memperbaiki image baru koperasi agar bisa sejajar dengan korporasi-korporasi besar.

“Kita harus rebranding koperasi. Saya ingin membangun image baru koperasi agar bisa sejajar dengan korporasi-korporasi besar,” ujar Teten.

Selain itu, Teten berharap koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat mengelola porsi perekonomian nasional yang lebih besar lagi. Saat ini, jumlah pelaku usaha besar 0,01 persen, sedangkan koperasi dan UMKM lebih dari 99 persen tetapi kue ekonomi yang dikelola hanya sekitar 40 persen sehingga struktur ekonomi tersebut masih tidak adil dan sangat rentan bagi perekonomian Indonesia. “Kita ingin keadilan ekonomi ini bisa diwujudkan. Karena itu, koperasi harus tumbuh besar, agar ekonomi nasional dikelola oleh rakyatnya sendiri,” ujar Teten.

Teten juga menyinggung Omnibus Law sebagai upaya yang dilakukan untuk penyederhanaan kendala regulasi yang saat ini berbelit dan panjang yakni UU Penciptaan Lapangan Kerja sementara pemberdayaan KUMKM terintegrasi di dalamnya. “Di kementerian telah menyiapkan bagaimana memberikan kemudahan serta aspek pembiayaan. LPDB-KUMKM sudah kita putuskan kredit 100 persen untuk koperasi, bukan berarti UKM diabaikan, tapi kita ingin mendorong UKM membentuk koperasi. Dana LPDB 100 persen untuk koperasi agar koperasi koperasi bisa merebut ruang ekonomi dan bersaing, 70 persen untuk koperasi sektor riil. Dana LPDB tidak boleh ditaruh di bank,” ujar Teten.

Baca Juga:  KSP/KSU Dimodernisasi Masuk Sistem Keuangan Berkelanjutan

Dalam mengakses pembiayaan, Teten juga mendorong koperasi dan UMKM untuk masuk ke pasar modal, mengingat saat ini pembiayaan di pasar modal lebih banyak dimanfaatkan oleh usaha besar.

“Cuma memang underwriter, kurang (dana) dari Rp 100 miliar, kurang menarik. Kopsya BMI sebenarnya sudah bisa listing di bursa. Saya ingin membangun image baru, koperasi semakin dipercaya pasar modal,” kata Teten seraya mengingatkan agar pengembangan Koperasi Konsumen BMI terhubung dengan koperasi produksi.

Presiden Direktur Kopsyah dan Kopmen BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, permodalan Kopsya BMI Rp186 miliar naik 23,1 persen menjadi 230 miliar pada tahun 2019. Aset dari Rp 499,3 miliar naik 20,9 persen menjadi 603 miliar. Sedangkan omzet dari Rp 688,1 miliar naik 22,1 persen menjadi Rp 840 miliar.

“Laba kita naik 6.8 persen, pajak kita juga naik 15 persen. Kopsyah berkontribusi pada negara. Aset kita tumbuh 20,9 persen, permodalan juga tumbuh 23 persen juga aset juga naik 20,9 persen,” ujarnya.

Baca Juga:  Stakeholders Apresiasi Kontribusi PetroChina Jaga Ketahanan Pangan Lewat PPM Berkelanjutan

Pada pembukaan RAT Tersebut, Kamaruddin didamping Teten Masduki dan Ahmed Zaki Iskandar melunching kawasan BMI seluas 20 hektare (ha) yang berlokasi di Cisoka, Tangerang. Rencananya akan dibangun ada masjid wakaf, rumah sakit, kawasan pabrik, laboratorium kesenian dan budaya, kebun kopi, pusat kuliner dan cafe, sawah wakaf akan dikelola anggota dengan bagi hasil. “Kita akan bikin pabrik pupuk hayati untuk mensuport pertanian kita dan pabrik bioetanol lahannya sudah kita sediakan 20 hektare,” ujarnya.

Ahmed Zaki Iskandar menilai, capaian Kopsya BMI luar biasa yang bisa menginspirasi masyarakat untuk berkoperasi, kemudahan dan bantuan usaha yang dipergunakan untuk dan oleh anggota.

“Dalam forum tertinggi dalam RAT ini, para anggota dapat menentukan koperasi ke depan. Dan program-program yang bisa mensejahterakan anggota. Pengembangan usaha ritel, tanaman sayuran, peternakan maupun pabrik sangat diharapkan. Kami berharap BMI terus berkembang. Sebab pada 2023-2025 negara kita akan mendapatkan bonus demografi yang luar biasa. BMI bisa menyerap tenaga kerja produktif baik hasil pertanian, perikanan, produk-produk makanan dan perumahan,” katanya