PDB Koperasi Ditargetkan Jadi 6 Persen Pada 2019

SURABAYA, Indotimes.co.id – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menargetkan kontribusi koperasi terhadap PDB Nasional sebesar 6 persen pada 2019 mendatang.

“Saya optimis itu bisa tercapai karena PDB koperasi mulai meningkat signifikan setelah lama di level satu komaan menjadi 4 persen pada 2016. Oleh karena itu, kita akan terus menggulirkan program strategis dan kongkrit, seperti pelatihan perkoperasian,” ungkap Puspayoga dalam sambutan singkatnya saat membuka program Pelatihan Manajemen Organisasi dan Pengelolaan Koperasi bagi Koperasi Aisyiyah di Jawa Timur, berlokasi di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kota Surabaya, Jumat (19/1).

Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan pengelola Koperasi Aisyiyah (pengurus, pengawas, manajer, dan anggota), agar koperasi dikelola sesuai dengan prinsip koperasi dan berbasis syariah.

“Manajemen koperasi harus bagus dan moderen serta profesional. Hal itu akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti pengembangan koperasi dan UKM tidak akan menghasilkan pemerataan kesejahteraan,” ujar Puspayoga.

Baca Juga:  Global Bond BNI Oversubscribe 6,4 Kali, Bukti Kepercayaan Investor Tinggi

Menurut Puspayoga, bila kontribusi PDB koperasi terus meningkat, maka akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan kesejahteraan.

Dalam kesempatan itu pula, Puspayoga menyerahkan program strategis Kemenkop dan UKM, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi usaha mikro kecil anggota Aisyiyah dan bantuan permodalan dana bergulir dari LPDB KUMKM.

Sebelumnya, disaksikan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla, pada acara Tanwir-I Aisyiyah bertema Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Pilar Kemakmuran Bangsa di tempat yang sama, Menkop dan UKM Puspayoga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Ketua Umum Pengurus Pusat Aisyiyah Muhammadiyah Hj Siti Noordjannah Djohantini mengenai pemberdayaan koperasi dan UMKM

Sementara itu, Deputi Bidang Pemberdayaan SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS menjelaskan, latar belakang pelatihan tersebut adalah keberadaan lembaga ekonomi, khususnya koperasi di bawah naungan organisasi Aisyiyah, baik koperasi primer di setiap kabupaten/kota, sekunder, dan induk koperasi, cukup banyak.

Baca Juga:  Daya Saing KUMKM Industri Kreatif Diperkuat

“Namun, koperasi tersebut belum dikelola seluruhnya sesuai dengan prinsip koperasi. Khususnya partisipasi anggota, serta pengelolaannya, masih perlu penyesuaian khususnya dengan manajemen modern,”  papar Prakoso.

Prakoso menambahkan, pelatihan yang diikuti 300 orang perempuan anggota Aisyiyah lebih memfokuskan pada pelatihan perkoperasian dan kewirausahaan.

“Para peserta pelatihan akan diberi materi mengenai bagaimana berkoperasi secara baik dan benar. Baik dari sisi manajemen organisasi maupun bagaimana pengelolaan sebuah koperasi yang profesional dan mandiri,” ujar Prakoso.

Sementara menyangkut kewirausahaan, Prakoso menekankan pentingnya perempuan khususnya anggota Aisyiyah untuk menekuni sebuah usaha.

“Dengan berwirausaha para perempuan akan mampu membantu ekonomi keluarga, yang pada ujungnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga anggota Aisyiyah,” kata Prakoso.

Setelah memiliki unit usaha sendiri, Prakoso berharap agar mereka mendirikan satu wadah bernama koperasi.

“Dengan tergabung dalam wadah koperasi, banyak manfaatnya yang bisa dirasakan para UKM yang menjadi anggota koperasi. Para UKM bisa terbantu dari mulai permodalan, pemasaran, penyediaan bahan baku, hingga pelatihan-pelatihan, yang bisa meningkatkan kinerja usahanya,” ujar Prakoso.

Baca Juga:  Wujudkan Pemerataan Energi Nasional, PLN Bangun Infrastruktur Kelistrikan Terintegrasi

Sedangkan Ketua Umum Pengurus Pusat Aisyiyah Muhammadiyah Hj Siti Noordjannah Djohantini meyakini dan optimis program-program pemberdayaan ekonomi perempuan anggota Aisyiyah yang bersinergi dengan Kemenkop dan UKM akan terus ditingkatkan.

“Sehingga, gerakan ekonomi kerakyatan yang ada di tengah masyarakat juga akan terus berkembang. Bagi Aisyiyah, memberdayakan ekonomi rakyat merupakan Jihad Ekonomi. Kami butuh jaringan ekonomi yang kuat untuk kemakmuran bangsa. Oleh karena itu, kami terus berharap agar kebijakan ekonomi pemerintah terus berpihak kepada rakyat,” kata Noordjannah.