TANGERANG SELATAN, Indotimes.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM memastikan pengembangan bisnis dengan menggunakan Lamikro sudah sangat diharuskan. Tujuannya, agar para pengguna dalam hal ini para penggerak UKM mikro dapat dengan mudah memonitoring aktifitas keuangan mereka, tak terkecuali bagi penyandang disabilitas.
Demikian diungkapkan Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun Siagian saat membuka Pelatihan Aplikasi Lamikro dan Kewirausahaan di Tangerang Selatan, Rabu (23/10).
Hadir dalam pembukaan pelatihan yang diikuti para penyandang disabilitas itu antara lain Kabid Lembaga Kewirausahaan R. Moh. Nurul Rachman, Ketua Pusat Layanan Disabilitas Universitas Pamulang Nani Rusnaini, dan Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia Ari Indrawati.
Nasrun mengatakan, Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha mikro yang bisa digunakan melalui smartphone dengan sistem operasi Android. Kemenkop dan UKM menggandeng Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk terus mendorong agar makin banyak wirausaha termasuk kalangan disabiltas menggunakan aplikasi ini.
Nasrun mengatakan penting bagi pelaku usaha mikro untuk memanfaatkan aplikasi Lamikro dalam melakukan pencatatan keuangan. Kalau biasanya keuangan ditulis di buku, lewat Lamikro para pelaku usaha bisa mencatatnya via ponsel pintar.
Dia menjelaskan Lamikro merupakan aplikasi pencatatan keuangan versi digital yang sudah mengikuti standar akuntansi keuangan. Lamikro juga sudah terverifikasi oleh Ikatan Akuntan Indonesia sehingga sangat bagus digunakan oleh para pelaku usaha mikro, tak terkecuali para penyandang disabilitas.
Ia juga berharap, para penyandang disabilitas dapat mengembangkan usahanya setelah mengaplikasikan Lamikro. Kemenkop dan UKM juga mendorong penyandang disabilitas untuk memanfaatkan fasilitas permodalan dari kementerian untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha.
“Proposalnya bisa diunduh lewat aplikasi smartphone, jadi sekarang sangat mudah,” kata Nasrun.
Sementara Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia Ari Indrawati berharap pelatihan yang diikuti kalangan disabilitas ini nantinya mereka dapat mengembangkan usahanya, dan tidak terlalu berharap menjadi aparatur sipil negara.
“Peluang untuk berhasil melalui jalur wirausaha sangat besar. Cara yang strategis untuk membuat seseorang sukses tentu melalui jalur wirausaha,” kata Ari. Pelatihan yang diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai daerah tersebut berlangsung selama dua hari.