BOGOR, Indotimes.co.id – Dalam rangka memperingati Harkopnas ke-71 tahun 2018, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementrian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) dan Bulog melakukan bakti sosial ke sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) dan Yayasan Panti Asuhan (PA) Anak Yatim Piatu di Kabupaten Bogor, Selasa (10/7).
Ponpes yang dituju adalah Pesantren Mukhtarul ‘Adalah di Desa Jampang Kec Kemang Kab Bogor, Yayasan PA Al Hikmah Roudhotul Ihsan, di desa Harapan Jaya, Kec Cibinong dan PA Putra Darush Sholihin di jl Sholeh Iskandar, Kec Kemang Kab Bogor.
Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Penasehat DWP Kemenkop dan UKM, Bintang Puspayoga. Turut mendampingi anggota dewan penasehat dan pengurus DWP diantaranya Fransisca Meliadi, Endriana Rachmawati Braman Setyo, Sitti Darmawasita, Nurjanah Suparno, Vanda Taufik, Mokswadina Pariaman Sinaga, E Fundhiartiny, Ni Made Suweca Dipayanti Wayan Dipta, dan Yuana Sutyowati yang juga Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM.
Dalam sambutannya Bintang Puspayoga mengatakan, meski bantuan yang diberikan tidak seberapa, namun itu merupakan perwujudan dari cinta, tali kasih dari DWP Kemenkop dan UKM kepada anak-anak santri di Ponpes Mukhtarul ‘Adalah yang merupakan pesantren Hafiz Qur’an dan bahasa Arab.
Bantuan yang diberikan berupa alat tulis (kotak pensil, pensil, penghapus, penggaris), tas sekolah, sembako (beras, minyak goreng, gula pasir) uang tunai, dan bantuan pengembangan wirausaha peternakan, berupa empat ekor kambing.
“Saya menyampaikan terimakasih karena sudah disambut dengan hangat disini, dan semoga bantuan ini bisa memberikan manfaat bagi anak-anak santri dan pesantren Mukhtarul ‘Adalah,” kata Bintang Puspayoga, dalam kesan dan pesannya.
Bintang mengaku surprise dengan sambutan yang diberikan anak-anak ponpes Mukhtarul ‘ Adalah, karena sudah menunjukkan keanekaragaman Indonesia.
“Saya dan rombongan disambut dengan tarian dari NTT yaitu tari Ha Bung (tarian selamat datang-red) dan Gawe Keu (tari bambu-red), padahal kita sekarang ada di Jawa Barat atau Bogor tepatnya,” aku Bintang.
Bintang Puspayoga juga salut atas kerja keras pengurus pesantren Mukhtarul ‘ Adalah, karena dengan kemampuan swadaya, mampu membangun bangunan permanen yang cukup luas dan bagus.
“Dengan dana swadaya aja sudah hebat, apalagi jika ada bantuan dari pihak luar,” kata Bintang.
Kondisi ini jauh berbeda dengan pesantren yang sempat dikunjungi Bintang Puspayoga beberapa waktu lalu di Makassar. “Saya miris saat itu, bangunannya tidak permanen, lahan yang ditempati juga belum bersertifikat, santrinya pun tidur dengan alas seadanya,” tutur Bintang.
Bintang berpesan pada para santri di Mukhtarul ‘Adalah untuk giat belajar dan memperdalam ilmu agama.
Tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang tidak bisa, asalkan kerja kalian bisa jadi tentara, polisi, pegawai atau apa saja yang memiliki bekal agama,” pesan Bintang.
Bantuan Wirausaha
Bintang Puspayoga juga mengaku senang, karena para santri di pesantren Mukhtarul’ Adalah, juga dibekali keterampilan kewirausahaan, mulai dari keterampilan menjahit, peternakan dan pertanian.
“Kami di Kemenkop dan UKM, bisa memberikan pelatihan dan pengembangan SDM para santri ini, agar para santri nantinya benar-benar bisa tumbuh sebagai para wirausahawan yang tangguh,” kata Bintang.
Hal itu juga yang melatarbelakangi pemberian bantuan kambing, agar bisa diternakkan di ponpes ini. ” Saya juga gembira karena pesantren ini juga sudah memiliki pelayanan Aqiqah dan ini bisa terus dikembangkan,” pungkas Bintang.
Terharu dan Gembira
Sementara itu pembina ponpes Mukhtarul ‘Adalah, Ustadz Jaelani Ja’far mengaku terharu dan bangga karena dipilih sebagai tempat bakti sosial DWP Kemenkop dan UKM.
“Insya Allah semua bantuan ini akan bermanfaat bagi kami dan para santri, dan menjadi awal hubungan ke depan,” katanya.
Menurut ia Yayasan Mukhtarul ‘ Adalah, selama ini belum pernah mendapat bantuan dari luar.” Semuanya swadaya masyarakat, dan kami merasa gembira dipilih oleh DWP Kemenkop dan UKM untuk menerima bantuan bakti sosial ini,” katanya.
Ja’far mengatakan, para santri yang jumlahnya 120 santri dari berbagai wilayah di Indonesia ini, selain dibekali ilmu agama juga di didik kewirausahaan, agar nanti bisa mandiri selepas lulus dari pesantren.