Perkuat Industri Ketahanan Pangan, BNI Jadi Lead Arranger Investasi Pusri Rp 9,32 Triliun

JAKARTA, Indotimes.co.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau sebagai bank milik negara berkomitmen untuk proaktif mendukung pemerintah dalam memperkuat ekosistem pangan nasional.

Kali ini, BNI menjadi Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasilitas kredit sindikasi untuk pendanaan proyek revitalisasi pabrik Pusri IIIB dari PT Pupuk Sriwidjaja atau Pusri, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero).

Setelah direvitalisasi nantinya, pabrik Pusri IIIB akan memanfaatkan teknologi terbaru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keandalan produksi pupuk. Pendanaan proyek revitalisasi pabrik ini dilakukan melalui mekanisme sindikasi yang terdiri dari total 8 bank yakni BUMN dan swasta dengan nilai kredit investasi sebesar Rp 9,32 triliun.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pusri, Tri Wahyudi Saleh, disaksikan oleh Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, dan turut disaksikan oleh Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI Sis Apik Wijayanto, Director of Corporate Banking BCA Rudy Susanto, Director Wholesale & Institution Agus Noorsanto, Direktur Wholesale & Transaction Group BSI Zaidan Novari, SEVP Wholesale Banking BTN Benny Yoslim, Direktur UMKM dan Komersial, Bank Pembangunan Daerah & Banten, serta Oentoneng Suria & Partner Law dan PHSP Law.

Baca Juga:  Persiapan Rampung 100 Persen, PLN Pastikan Listrik Andal di Gelaran FIFA World Cup U17

Sis Apik mengatakan isu terkait harus diselesaikan secara komprehensif. Pemerintah bersama perusahaan milik negara dan swasta bersama-sama mencari potensi pengembangan agar produksi pangan dapat meningkat dari sisi kuantitas dan kualitas.

“Kami tentunya sangat bersyukur dapat berkontribusi positif melalui kerja sama ini. Kami harap langkah bersama ini mampu membantu penguatan ekosistem pangan nasional sekaligus memberikan peningkatan kinerja bagi Pusri dan seluruh mitranya,” katanya.

Proyek Berbasis Ekonomi Berkelanjutan

Sis Apik memaparkan, pabrik Pusri-IIIB akan dibangun di kompleks PT Pusri, di Palembang, dengan teknologi low energy yang dapat membantu menghemat konsumsi gas bumi serta .

Dari sisi penggunaan , Pabrik Pusri IIIB akan lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.

Proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional, karena akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya hingga ke level UMKM.

Baca Juga:  Kemenkop UKM Perkuat Petani Kehutanan Melalui Koperasi

Kapasitas produksi Pabrik Pusri IIIB direncanakan sebesar 1.350 ton amonia per hari atau 445.500 ton per tahun dan untuk pupuk urea mencapai 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun. Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.

“Dengan kemampuan produksi Pusri tersebut, kami yakin produksi akan lebih kuat, dan seluruh mitra dapat tetap bersama-sama menjaga implementasi ekonomi berkelanjutan,” tandasnya.